Kiev – Pasukan militer Rusia saat ini sudah menguasai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, kata pejabat Ukraina, Kamis (24/2) waktu setempat.
Pasukan Ukraina bertempur melawan tentara Rusia di tiga sisi, setelah Moskow menyerbu lewat darat, laut dan udara.
Invasi yang dilancarkan Rusia, merupakan serangan terbesar terhadap sebuah negara Eropa sejak Perang Dunia II.
Tentara Rusia berkumpul di “zona terlarang” Chernobyl, sebelum merangsek ke Ukraina Kamis (24/2) pagi, kata seorang sumber keamanan Rusia.
Rusia ingin menguasai reaktor nuklir Chernobyl, untuk memberi pesan kepada NATO agar militernya tidak ikut campur, kata sumber tersebut.
“Tak mungkin mengatakan pembangkit listrik nuklir Chernobyl aman setelah serangan yang tidak jelas dilakukan oleh Rusia,” kata penasihat kantor presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.
Baca juga: Serangan Rusia ke Ukraina Terbesar di Eropa Sejak Perang Dunia II
“Ini merupakan salah satu ancaman paling serius di Eropa saat ini,” kata dia.
Bencana Chernobyl terjadi di Ukraina, saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet pada 1986.
Awan material nuklir menyelimuti banyak wilayah di Eropa, setelah kegagalan uji keamanan pada reaktor keempat pembangkit itu.
Beberapa dekade kemudian, Chernobyl menjadi lokasi wisata.
Sekitar sepekan sebelum invasi Rusia, kawasan itu ditutup bagi turis.
“Para pejuang kami mengorbankan nyawa sehingga tragedi 1986 tidak akan terulang,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Twitter beberapa saat sebelum pembangkit itu dikuasai Rusia.
“Ini adalah pernyataan perang terhadap seluruh Eropa.”
Sumber: Reuters