Pedagang Nilai BLT BBM Tidak Sebanding dengan Penderitaan Rakyat

SPBU
Antrean di SPBU Plamo Batam Centre normal pasca harga BBM resmi naik. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Sejumlah pedagang di Kota Batam, Kepulauan Riau, menilai Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak sebanding dengan penderitaan rakyat atas kenaikan BBM.

Salah seorang pengusaha kedai kopi, Suprianto mengaku tidak setuju dengan kebijakan pemerintah pusat untuk menaikkan harga BBM. Menurutnya, kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga jualan di kedai kopinya. “Ya tidak setuju. Otomatis bahan-bahan naik dan saya pun terpaksa naikkan harga jualan,” katanya di Batam, Sabtu (03/08).

Supri pun menyayangkan langkah Presiden Joko Widodo yang telah menaikkan harga BBM. Ia menjelaskan, meski pemerintah memberikan subsidi, tentu tidak sebanding dengan penderitaan rakyat yang menjerit karena harga bahan melonjak. “Ya tentu tidak sebanding,” lanjutnya.

Hal senada juga disampaikan oleh pedagang Pempek, Elma. Menurutnya, kenaikan harga BBM bukanlah hal yang diinginkan rakyat, meski ada bantuan bosial (bansos) yang diberikan. Ia berharap, kenaikan itu tak terus terjadi agar tak menambah kesulitan warga. “Ya kalau bisa turun. Jangan naik. BLT-nya tak sebanding,” ujarnya.

SPBU Normal

Pasca harga BBM naik pukul 14.30 WIB, sejumlah SPBU di Kota Batam terlihat sepi.

Maryati, Petugas SPBU Plamo, mengatakan, antrean sempat mengular satu jam sebelum harga BBM resmi naik. “Tadi sempat ramai, sampai ada polisi yang bantu ngamanin,” kata Maryati, Sabtu.

Baca juga: Harga BBM Naik, Antrean Panjang Terjadi di SPBU KM 8 Atas Tanjungpinang