Pedagang Pasar Puan Ramah Bertahan Jualan di Tempat Sepi

Pasar Puan Ramah
Pasar Puan Ramah Tanjungpinang, Kepulauan Riau, semakin tak ramah bagi pedagang karena sepi. (Foto: Ardiansyah Putra)

TANJUNGPINANGPasar Puan Ramah, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, semakin tak ramah bagi pedagang karena sepi. Sampai saat ini pedagang hanya tersisa 10 orang bertahan.

Alasannya mereka tidak memilih biaya untuk pindah dari pasar relokasi tersebut.

Salah seorang pedagang Pasar Puan Ramah, Abdurahman mengatakan, sudah tidak memiliki biaya lebih untuk menyewa kios atau lapak baru di kawasan pasar lama lagi.

“Kalau pindah ya mau. Tetapi, uang zaja kami tak punya karena jualan sepi,” kata Abdurahman, Sabtu (27/05).

Ia menyebut, harga biaya sewa di lokasi yang baru sangat mahal dan dirinya beserta pedagang lain tak sanggup untuk membayar biaya sewa tersebut.

“Harga sewa di kios ruko itu sampai Rp25 juta setahun. Kalau sebesar itu tentu kami harus pinjam,” ungkapnya.

Selain sewa di ruko atau kios baru, lanjutnya masih ada pilihan lain. Namun, pilihan tersebut tak memungkinkan karena jenis dagangan yang dijualnya.

“Pedagang yang sudah pergi mereka milih jualan di emperan pasar lama. Kalau saya nggak bisa. Barang saya banyak, terus usia juga udah ga kuat lagi. Mau tidak mau ya disini,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Hesti, pedagang baju yang berada di lokasi Pasar Puan Ramah. Ia menyebut, rata-rata pedagang baju memilih bertahan dikarenakan biaya sewa yang mahal.

“Kalau ada biaya sebesar itu, mending uang itu kami pakai untuk makan dan biaya sekolah anak,” ujar Hesti.

Baca juga: Pedagang: Pasar Puan Ramah Sepi Seperti Tempat Jin Buang Anak

Dirinya berharap, ada solusi konkret dari pemerintah dan anggota dewan terhadap kondisi para pedagang di Pasar Puan Ramah.

“Sejauh ini mereka tidak pernah jumpai kami. Ya, kami mau gimana lagi. Biaya tak ada untuk pindah ke lokasi baru,” pungkasnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya diĀ Google News