BATAM – Sejumlah pekerja lokal mengeluhkan maraknya tenaga kerja asing (TKA) asal China yang diduga bekerja secara ilegal di GDS International Nongsa Data Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Seorang pekerja berinisial A mengungkapkan bahwa meskipun tidak semua pekerja asing di sana ilegal, jumlahnya cukup banyak. Sementara itu, banyak warga lokal masih menganggur.
“Orang Imigrasi bertugas memeriksa perizinan warga negara asing. Jadi, saat mereka datang, pekerja ilegal biasanya bersembunyi, sehingga yang terlihat hanya pekerja yang memiliki izin resmi,” ujar A kepada Ulasan.co, Sabtu (15/2/2025).
Menurutnya, setiap kali pihak Imigrasi melakukan pemeriksaan, para pekerja ilegal akan menghindari petugas dengan berbagai cara. “Lampu dimatikan agar mereka tidak terlihat. Saat jam makan siang, mereka dijemput dengan bus, lalu setelah makan siang diantar kembali ke tempat kerja. Setiap hari mereka pulang-pergi menggunakan bus,” katanya.
Di GDS International Nongsa Data Center, terdapat berbagai jenis pekerjaan. A menyebutkan bahwa pekerja yang diduga ilegal umumnya bekerja di bagian pemotongan superlon, pengelasan, dan beberapa bidang lainnya.
Namun, para pekerja lokal enggan mengajukan protes karena pemegang proyek berasal dari luar negeri. Hanya sebagian kecil dari mereka yang merasa keberatan jika pekerja asing lebih banyak dibandingkan pekerja lokal.
Dari segi gaji, A mengungkapkan bahwa para pekerja ilegal cenderung mendapatkan upah lebih tinggi karena sering mendapatkan kerja lembur dan fasilitas makan siang. Ia memperkirakan jumlah pekerja asing dan lokal hampir seimbang, karena di setiap bagian pekerjaan selalu ada TKA asal China.
“Begitu satu gedung selesai, mereka akan pindah ke gedung lain. Kemungkinan besar akan datang lagi pekerja ilegal yang baru,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Humas Imigrasi Kota Batam, Kharisma Rukmana, menyatakan akan mengonfirmasi informasi tersebut kepada bidang terkait guna mengetahui jumlah TKA asal China yang terdata di GDS Nongsa Data Center.
“Berhubung hari ini Sabtu, hari libur. Senin mendatang akan saya sampaikan kepada bidang yang menangani masalah ini, nanti kami informasikan kembali,” kata Rukmana. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News