TANJUNGPINANG – PT. Pelabuhan Kepri menyiapkan Pelabuhan Kuala Riau di Pelantar II sebagai solusi sementara pengganti Pelabuhan Kuning bagi masyarakat yang ingin menyeberang ke Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.
PT. Pelabuhan Kepri serius dalam memastikan semua stakeholder terkait mendukung rencana ini. Hal itu berdasarkan rapat koordinasi yang dilakukan berulang kali menjadi bukti keseriusan dalam mendengarkan masukan dari masyarakat dan penambang pompong serta memastikan kebutuhan mereka diperhitungkan.
“Faktor utama pemindahan ini adalah kondisi Pelabuhan Kuning yang sudah tidak layak digunakan sebagai pelabuhan penghubung Tanjungpinang ke Penyengat,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Kepri, Capt Awaluddin M.Mar, Kamis 5 Desember 2024.
Ia menjelaskan, kondisi Pelabuhan Kuning membuat pemindahan menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjaga kelancaran dan kenyamanan aktivitas pelabuhan.
Namun sayangnya masih ada beberapa pihak penambang yang memilih untuk tetap berada di Pelabuhan Kuning.
“Bagi kami pemindahan ini tidak merugikan penambang dan masyarakat karena mereka akan mendapatkan fasilitas yang lebih baik dan nyaman di pelabuhan baru,” ungkapnya.
Awaluddin menjelaskan, PT. Pelabuhan Kepri tetap berkomitmen membuka pelabuhan tersebut pada 10 Desember 2024 sesuai dengan rencana dan memberikan kesempatan bagi penambang serta masyarakat untuk memilih.
PT. Pelabuhan Kepri juga berencana menginformasikan ke Gubernur Kepri, Ansar Ahmad dan Pj Wali Kota Tanjungpinang, Andri Rizal, bahwa fasilitas untuk pelabuhan sementara sudah siap dioperasikan.
“Tentu saja keputusan akhir terkait penggunaan pelabuhan ini tetap berada pada kebijakan pemimpin daerah,” katanya.
Ia menekanan pentingnya sumbangsih PT. Pelabuhan Kepri bagi masyarakat Penyengat menunjukkan niat baik perusahaan dalam mendukung pembangunan dan kenyamanan masyarakat, meski pelabuhan ini hanya bersifat sementara.
Baca juga: PT Pelabuhan Kepri Tingkatkan SDM Lokal Berkualitas Kelola Aset Daerah
Rencana peluncuran pelabuhan ini juga disertai dengan doa selamat yang merupakan bagian dari tradisi Melayu, menunjukkan penghormatan terhadap nilai-nilai lokal dan budaya setempat.
“Pembukaan pelabuhan tanpa acara besar menunjukkan kesederhanaan dan penekanan pada esensi fungsi pelabuhan itu sendiri sebagai penghubung dan fasilitas untuk masyarakat. Insyaallah akan dibuka oleh pak gubernur pada 10 Desember 2024 mendatang,” tutup Awaluddin. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News