Pemerintah AS Resmi Shutdown, Berikut Arti dan Dampaknya

Ilustrasi. Pemerintah AS shutdown gara-gara Senat gagal loloskan RUU anggaran tepat waktu. (Foto: freepik)
Ilustrasi. Pemerintah AS shutdown gara-gara Senat gagal loloskan RUU anggaran tepat waktu. (Foto: freepik)

JAKARTA – Amerika Serikat resmi mengalami government shutdown mulai Rabu (1/10/2025) dini hari waktu setempat. Kejadian ini menjadi shutdown pertama sejak 2018, dan kali ini diprediksi berlangsung lebih lama.

Menurut laporan BBC dan ABC News, pemicu utama penutupan pemerintahan adalah gagalnya kesepakatan anggaran antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

Perdebatan sengit mengenai pendanaan layanan kesehatan membuat kompromi pada akhir September gagal, hingga pemerintah benar-benar kehabisan dana dan menutup sebagian besar operasional.

Mengapa Pemerintah AS Shutdown?

Berdasarkan informasi dari BBC dan ABC News, ada tiga penyebab utama shutdown kali ini.

1. Kebuntuan Anggaran di Kongres

Pemerintah AS tutup karena Kongres gagal menyetujui anggaran sebelum tahun fiskal baru dimulai. Meski Partai Republik menguasai DPR dan Senat, mereka tidak memiliki 60 suara yang dibutuhkan di Senat.

Demokrat memanfaatkan posisi ini dengan menolak rancangan anggaran yang dinilai merugikan akses kesehatan publik. Mereka menuntut perpanjangan subsidi asuransi Affordable Care Act, menolak pemotongan dana Medicaid, serta menentang pengurangan anggaran lembaga kesehatan seperti CDC dan NIH.

2. Gagalnya Upaya Kompromi

Pada Senin (29/9/2025), Presiden Donald Trump mengundang pimpinan DPR dan Senat dari kedua partai ke Gedung Putih. Pertemuan itu diharapkan menghasilkan solusi, tetapi justru berakhir buntu.

Republik menolak memberi konsesi besar karena yakin publik akan menyalahkan Demokrat jika pemerintah berhenti beroperasi.
Demokrat bertahan pada tuntutan mereka karena merasa isu kesehatan mendapat dukungan kuat dari rakyat.

3. RUU Pendanaan yang Gagal

Sehari sebelum shutdown, pada Selasa (30/9/2025), Senat menggelar pemungutan suara atas dua rancangan undang-undang pendanaan. Hasilnya, kedua RUU gagal lolos.

RUU Demokrat untuk memperpanjang subsidi kesehatan ditolak, begitu pula rancangan pendanaan sementara dari Republik. Akibatnya, tepat pukul 00.01, Rabu (1/10/2025), pemerintah resmi kehabisan dana.

Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) langsung menginstruksikan lembaga federal melaksanakan rencana penutupan. Shutdown ini pun resmi dimulai dan disebut berpotensi lebih panjang daripada 2018.

Dampak Shutdown bagi Rakyat dan Ekonomi

Shutdown tidak hanya menjadi drama politik, tetapi juga berdampak langsung pada warga, pegawai pemerintah, hingga perekonomian Amerika.

1. Layanan Publik Terganggu

Shutdown tidak membuat semua layanan berhenti, tetapi banyak yang terdampak. Layanan esensial seperti keamanan perbatasan, rumah sakit pemerintah, lalu lintas udara, dan penegakan hukum tetap berjalan. Namun, pegawai yang bertugas tetap harus bekerja tanpa gaji sementara.

Sebaliknya, layanan non-esensial lumpuh. Museum dan taman nasional, termasuk Smithsonian, terancam tutup. Program bantuan pangan, prasekolah federal, penerbitan pinjaman mahasiswa, hingga data ekonomi resmi terhenti.

2. Nasib Pegawai Pemerintah

Dampak paling besar dirasakan jutaan pegawai federal. Menurut ABC News, hingga 4 juta pegawai berpotensi tidak menerima gaji. Dari jumlah itu, sekitar 2 juta adalah anggota militer aktif dan Garda Nasional yang tetap wajib bekerja tanpa bayaran.

Walaupun biasanya pegawai menerima pembayaran setelah shutdown berakhir, kali ini situasi lebih berat. OMB menyebut ada kemungkinan PHK massal (Reductions in Force), sesuatu yang jarang dilakukan dalam shutdown sebelumnya.

3. Ekonomi AS Tertekan

Para analis memperkirakan setiap pekan shutdown bisa memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1–0,2 persen. Walau sebagian aktivitas pulih setelah shutdown berakhir, kerugian permanen tetap ada.

Sebagai perbandingan, shutdown 2018–2019 menelan kerugian USD 3 miliar yang tidak pernah kembali. Kini, ancaman lebih besar karena adanya kemungkinan PHK, turunnya daya beli, serta keterlambatan rilis data ekonomi penting.

4. Dampak Sosial bagi Keluarga

Efek shutdown terasa di seluruh negeri, bukan hanya Washington DC. Sekitar 85 persen pekerja federal berada di luar ibu kota, termasuk di pengadilan, penjara federal, dan taman nasional.

Banyak keluarga pegawai kini menghadapi kesulitan keuangan. Organisasi lokal di DC melaporkan peningkatan permintaan bantuan makanan.

Program WIC (Women, Infants, and Children) yang membantu perempuan berpenghasilan rendah, ibu hamil, bayi, dan anak-anak, juga terancam berhenti jika shutdown lebih dari sepekan. Tanpa dana tambahan, jutaan keluarga bisa kehilangan akses pangan bergizi dan layanan kesehatan dasar.

Krisis Politik, Krisis Rakyat

Shutdown kali ini menunjukkan bahwa kebuntuan politik di Washington berdampak nyata pada kehidupan jutaan warga. Dari layanan publik hingga kebutuhan pangan keluarga, semua ikut terguncang.

Jika kompromi tak segera tercapai, shutdown 2025 bisa menjadi yang terpanjang dan paling merugikan dalam sejarah Amerika Serikat.

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News