BATAM – Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berjanji akan memberikan sarana pemadam kebakaran di Pulau Buluh yang telah dua kali diterpa bencana kebakaran.
“Sudah saya sampaikan ke Kadis Damkar untuk tahun 2024 segera dianggarkan,” kata Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Kamis (20/07).
Kendati demikian, kemungkinan sarana tersebut akan berbeda dengan permintaan masyarakat yakni pompa portabel. Ia menilai, hal itu kemungkinan akan lebih rumit karena harus memindahkan satu pompa ke tempat lain.
Selain itu, pengoperasian dan perawatan pompa tersebut memerlukan keahlian khusus agar tidak rusak dan dapat terus berfungsi.
“Tetapi bisa juga dengan memasang instalasi misalnya beberapa meter ada instalasi. Kalau ada kebakaran, tinggal cocok saja. Kita lihat nanti mana yang terbaik,” tutur Rudi.
Ia melanjutkan, pihaknya belum bisa memastikan jenis sarana pemadam api yang bisa diberikan oleh Pemkot Batam karena akan memastikan solusi terbaik dahulu antara pompa portabel atau pemasangan instalasi air.
Di sisi lain, ia meminta warga hingga RT dan RW melakukan langkah antisipasi bersama-sama. Termasuk juga tidak membiarkan para lansia tidak tinggal sendirian di rumah karena akan berbahaya bila terjadi kebakaran.
Kemudian juga agar selalu memperhatikan pemasangan atau instalasi listrik di rumah masing-masing.
“Kalau saya lebih suka siapkan payung sebelum hujan. Intinya saling berkomunikasi dan koordinasi,” lanjut Rudi.
Baca juga: BPBD dan DPRD Kepri Akan Anggarkan Pengadaan Pompa Air di Pulau Buluh
Sebelumnya, sembilan rumah di Pulau Buluh mengalami kebakaran hebat pada Rabu (19/07) pagi. Dari kejadian tersebut 11 keluarga menjadi korban dan seorang lansia bernama Su Eng meninggal dunia.
Pada peristiwa itu, warga mengeluhkan tidak adanya pompa air yang tersedia dari Pemkot Batam di pulau tersebut. Padahal telah berulang kali diminta setiap tahunnya.
Alhasil, proses pemadaman api cukup terkendala dan hanya mengandalkan alat warga sekitar selagi petugas Damkar belum tiba.
“2022 bulan satu. Ada 19 rumah. 20 lebih KK. Kendala dari dulu pompa air susah,” tutur Ketua RT 5, Tuti.
Menurutnya, para warga telah mengajukan pengadaan pompa air sejak 2013 lalu. Akan tetapi, sampai saat ini belum juga terwujud.
Padahal, Pulau Buluh termasuk pulau padat penduduk saat ini sehingga sangat membutuhkan sarana antisipasi kebakaran.
“Dari 2013. Cuma sampai sekarang belum ada. Waktu Musrembang sudah diajukan juga. Karena disini padat. Ini bangunan lama dan kebanyakan dari kayu,” ucapnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh ketua RT 9, Juliana. Ia menilai, jika Pulau Buluh memiliki pompa air tersendiri maka penanganan kebakaran akan lebih cepat.
“Setiap musrembang selalu kita usulkan. Kemarin katanya mau dikasih juga satu dulu,” tuturnya.
Ia berharap, Pemkot Batam dapat segera menyediakan pompa air untuk warga Pulau Buluh. Dengan demikian, keadaan darurat seperti kebakaran dapat segera ditindaklanjuti. (*)
Ikuti Berita Lainnya diĀ Google News