Penagamat Ekonomi Minta Pemda Manggarai Barat Warga Sambut KTT G-20

Penagamat Ekonomi Minta Pemda Manggarai Barat Warga Sambut KTT G-20
Wisatawan mengabadikan suasana matahari terbenam (sunset) di kawasan wisata Bukit Silvia, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Minggu (19/1/2020). . ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/foc.

Kupang – Pengamat Ekonomi dari Universitas Kristen (Unkris) Kupang Fritz Fanggidae meminta Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat menyiapkan warganya untuk menyambut pelaksanaan KTT G-20.

Usai pertemuan itu Labuan Bajo akan menjadi destinasi wisata yang semakin dikenal dunia.

“Pemerintah Indonesia selama ini terus memberikan perhatian serius kepada Manggarai Barat, karena Labuan Bajonya, tentunya ini harus dimanfaatkan oleh Pemda setempat untuk mulai menyiapkan masyarakatnya,” kata Fritz Fanggidae di Kupang, Kamis (14/10).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh Pemda Manggarai Barat dalam menyiapkan masyarakatnya mulai dari pelaku usaha agar mulai menyiapkan kira-kira apa yang bisa dikembangkan dari pertemuan tingkat tinggi itu.

Ia khawatir jika tidak dipersiapkan jauh-jauh hari nantinya pelaksanaan KTT G-20 itu tidak akan memberikan manfaat khususnya peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

“Pemda harus mulai menyiapkan masyarakatnya, kelembagaan ekonominya agar masyarakat memang benar-benar siap menerima wisatawan-wisatawan dari berbagai negara,” ujar dia.

Saat ini ujar dia, masih banyak masyarakat asli di Labuan Bajo yang belum bisa memanfaatkan peluang Labuan Bajo yang menjadi destinasi super prioritas.
Ia menilai bahwa masih banyak orang dari luar Manggarai Barat yang mengembangkan usaha di kawasan wisata itu itu.

Baca Juga: Kapal Wisata Terbakar, 21 Wisatawan Berhasil Dievakuasi di Labuan Bajo

“Jangan sampai nanti masyarakat aslinya justru gigit jari dan hanya melihat orang dari luar sukses di daerahnya,” tambah dia.

Sementara itu Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sebagai lembaga yang berada di Labuan Bajo selama ini telah berupaya untuk menyiapkan masyarakat di Manggarai Barat agar siap menyambut wisatawan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan budidaya tanaman hidroponik yang kedepannya bisa dijadikan sebagai agrowisata.

Dirut BPOLBF Shana Fatina sendiri mengatakan bahwa berbicara soal geliat pariwisata saat ini tidak saja hanya bicara tentang hotel dan restoran, tidak sekedar tentang wisatawan dan pemandangan indah.

Tetapi juga menurut dia pariwisata kini adalah pintu masuk, lokomotif utama perekonomian rakyat melalui banyak sektor yang dituntut untuk menopang, mendukung, dan menyangga keberadaannya sebagai sektor unggulan bangsa yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 2016. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *