BATAM – Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat penerimaan pajak mencapai Rp7,9 triliun atau 93,74 persen hingga Oktober 2022.
“Alhamdulillah yang tadi disampaikan dari tahun 2019-2021 kita tubuh terus. Penerimaan Kanwil DJP Kepri selalu mengalami pertumbuhan dalam empat tahun terakhir,” kata Kepala Kanwil DJP Kepri Cucu Supriatna, Rabu (20/11).
Ia mengungkapkan, terdapat lima sektor dominan dalam penerimaan pajak di Kanwil DJP Kepri yakni industri pengolahan 40,12 persen, perdagangan besar dan eceran 13,69 persen, kegiatan jasa lainnya 12,70 persen, konstruksi 6,46 persen, administrasi pemerintah dan jaminan sosial wajib 5,93 persen, dan sektor lainnya 21,10 persen.
Sementara itu untuk kontribusi penerimaan per jenis pajak hingga Oktober 2022 yaitu PPh non migas 91,20 persen, PPN dan PPnBM 8,1 persen, pajak lainnya 0,39 persen, dan PBB 0,29 persen.
Lebih lanjut, Cucu menyampaikan, DJP Kepri menargetkan penerimaan pajak pada tahun 2022 sebesar Rp8,4 triliun. Hal itu karena penerimaan pajak di Kepri tak terpengaruh dengan komoditi.
Baca juga: Tiga Sektor Ini Manfaatkan Program Penghapusan Denda Pajak
Ia optimistis target penerimaan pajak itu akan tercapai seiring dengan laporan yang diserahkan oleh bendahara pemerintah daerah kepada Kanwil DJP Kepri pada bulan Desember mendatang.
“Tahun ini kita optimis meskipun sekarang masih 93 persen. Tapi seperti biasa di tahun-tahun yang lalu di bulan Desember bendahara pemerintah daerah melakukan setoran. Mereka kita imbau untuk setor pajak-pajak yang selama ini dari rekanannya, dari PPh pasal 21, kemudian dari perusahaan besar juga,” tuturnya.
“Karena perusahaan besar ini pusatnya ada di Jakarta, tapi di sini hanya proyeknya saja jadi kita hanya dapat pasal 21, pasal 22, pasal 23, karena ekspor sedang naik, impor juga otomatis naik. Itu yang bisa membantu penerimaan pajak di Kanwil DJP Kepri. Kami masih optimis diakhir tahun nanti akan tercapai maksimal,” pungkas Cucu. (*)
