TANJUNGPINANG – Pengamat politik Zamzami A Karim menilai hubungan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad dan wakilnya Marlin Agustina tak lagi sekedar retak.
Zamzami menilai, Ansar-Marlin kini justru sudah pecah dan mulai menempuh jalannya masing-masing. Ia menganalogikan keduanya bak mesin pada dua kapal yang berbeda.
“Kalau saya lihat mereka masing-masing sedang menghidupkan dan memanaskan mesin untuk Pilkada 2024. Masalahnya, mereka berada di perahu yang berbeda,” kata Zamzami dikutip dari U-TALK Official UTV program Ulasan Network, Sabtu (05/03).
Menurutnya, kedua pemimpin Kepri itu telah menyadari singkatnya waktu menuju pemilu 2024 mendatang. Sejak terpilih kemarin, Ansar-Marlin hanya memiliki waktu kurang lebih 3,6 tahun untuk menjabat.
Zamzami menilai, apa yang terjadi saat ini merupakan hal wajar jika dipandang dari segi politik.
“Persaingan itu sudah terlihat dari mereka yang mengontrol organisasi kemasyarakatan. Itu bisa jadi kendaraan politik dan alat mobilisasi massa,” tuturnya lagi.
Dengan demikian keduanya kini telah memiliki modal untuk bertarung di pemilihan mendatang.
Tak hanya itu, lanjut Zamzami, keretakan Ansar-Marlin memang tak lagi dapat ditutupi. Tidak hadirnya Marlin di acara syukuran setahun kepemimpinan mereka seolah menjadi isyarat kuat kepada publik.
“Kalau dikatakan retak, ini sudah pecah,” lanjut Zamzami.
Baca juga: Wagub Kepri Buka Suara Soal Tak Hadir di Acara Syukuran Satu Tahun Ansar-Marlin
Sementara itu, Staf Khusus Gubernur Kepri, Sarafudin Aluan menepis hal itu. Ia menilai, Gubernur Kepri dan wakilnya itu telah memahami tugasnya masing-masing dan wajar apabila tidak hadir dalam satu acara yang sama.
“Tugas gubernur itu apa, dan wagub itu apa. Saya pikir semua tidak ada masalah. berjalan seperti biasa,” ucapnya. (*)