BATAM – Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kepulauan Riau (Kepri), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota latar belakang pendidikan para calon sering kali menjadi pusat perhatian.
Menurut pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, Rahmayandi Mulda, syarat minimal pendidikan bagi calon kepala daerah memang diatur pada tingkat SMA.
“Namun, gelar pendidikan lebih tinggi seperti S1, S2, atau S3 hanya dianggap sebagai penunjang kompetensi calon, bukan persyaratan mutlak yang bisa menggugurkan pencalonan,” ungkapnya.
Rahmayandi menekankan bahwa preferensi pemilih di Kepri, khususnya di Batam, sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan politik masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa pemilih yang telah memiliki pemahaman politik yang baik cenderung melihat latar belakang pendidikan calon sebagai indikator penting dalam menentukan pilihan.
“Namun, bagi masyarakat yang belum memahami politik secara mendalam, latar belakang pendidikan calon tidak terlalu berpengaruh,” tambahnya.
Rahmayandi mencatat bahwa di Batam, jumlah pemilih cerdas, yakni mereka yang memilih berdasarkan latar belakang pendidikan dan program calon, masih di bawah 50 persen.
“Sementara secara umum di Kepri, jumlah pemilih cerdas ini lebih sedikit , diperkirakan dibawah 60-70 persen,” ungkapnya.
Isu Pendidikan Strategi Kampanye
Rahmayandi menyebut bahwa isu pendidikan bisa menjadi alat kampanye yang efektif, tetapi harus digunakan dengan hati-hati.
Menurutnya, terlalu agresif dalam menyoroti isu pendidikan bisa menimbulkan antipati di kalangan pemilih yang merasa tidak nyaman atau tersinggung.
“Kecuali jika isu pendidikan ini hanya menjadi isu sisipan dalam kampanye, dan bukan isu utama yang dibesar-besarkan,” jelasnya.
Rahmayandi juga menanggapi isu calon kepala daerah yang maju dengan ijazah paket C. Menurutnya, selama calon memenuhi syarat yang diatur oleh Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU), tidak ada masalah hukum.
“Jika isu ini terlalu dibesar-besarkan, dapat menimbulkan antipati dari masyarakat yang merasa isu tersebut tidak relevan atau terlalu dipolitisir,” tambahnya.
Rahmayandi menekankan bahwa perhatian utama pemilih seharusnya adalah pada program-program yang ditawarkan para calon, terutama yang berhubungan dengan sektor-sektor strategis di Kepri seperti industri, pariwisata, perdagangan, dan pendidikan.
Baca juga:Â Ini Daftar Lengkap Paslon Pilkada 2024 di Kepri
Menurutnya, masyarakat Kepri, khususnya Batam, harus lebih memperhatikan program-program yang berfokus pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan sektor-sektor tersebut agar tidak tertinggal dalam persaingan regional.
“Masyarakat harus mulai melihat jauh ke depan, terutama dalam peningkatan kualitas SDM serta pengembangan industri dan perdagangan di Kepri. Isu-isu ini akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah di masa depan,” tutupnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News