Pengungsi Asal Afghanistan Tetap Gelar Unjuk Rasa Meski Dinilai Meresahkan

Pengungsi Asal Afghanistan Tetap Gelar Unjuk Rasa Meski Dinilai Meresahkan
Aksi unjuk rasa pengungsi asal Afghanistan di Tanjungpinang, Kepri (Foto: Muhammad Chairuddin)

TANJUNGPINANG – Para pengungsi asal Afghanistan di Pulau Bintan, Kepulauan Riau akan tetap menggelar aksi unjuk rasa dan jalan kaki atau long march meski dinilai meresahkan.

Salah seorang pengungsi asal Afghanistan, Syahrom mengatakan, pihaknya akan terus menuntut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) prihal pemindahan mereka ke negara ketiga.

Tuntutan itu akan mereka utarakan dengan terus menggelar aksi hingga mendapatkan jawaban pasti prihal pemindahan itu.

“Pasti ada (aksi) sampai mendapatkan hasilnya,” tegasnya.

Ia menjelaskan, para pencari suaka telah berada di Kepri selama 10 tahun. Waktu yang sangat lama bagi mereka. Terlebih lagi, hingga saat ini mereka tak kunjung mendapat kejelasan prihal pemindahan ke negara ketiga.

Hal itu membuat mereka depresi. Bahkan, beberapa di antara mereka telah melakukan bunuh diri.

Syahrom menjelaskan, aksi jalan kaki serta aksi lainnya agar seluruh masyarakat Indonesia mendengar suara mereka terutama sesama umat muslim.

Mereka berharap, rakyat Indonesia dapat bersimpati dan membantu mereka menyuarakan tuntutannya.

“Kami berterima kasih dengan kepolisian dan masyarakat Indonesia. Dengar suara kami dan bantu kami,” ucapnya lagi.

Baca juga: Resah Aksi Unjuk Rasa, Warga Tanjungpinang Bentrok dengan Pengungsi Afghanistan

Sebelumnya, sejumlah masyarakat merasa resah dengan aksi jalan kaki oleh para penghuni Hotel Badra Kabupaten Bintan. Sejumlah warga menilai, aksi tersebut menganggu kelancaran lalu lintas serta berbahaya bagi pengguna jalan.

“Seharusnya mereka perwakilan. Ini jelas mereka menganggu masyarakat. Ada yang jatuh, dan luka,” ucap Heri salah seorang warga.

Lanjutnya, para pengungsi itu telah melakukan aksi tersebut beberapa kali sehingga tak dapat ditoleransi lagi. (*)