Batam – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPB) meminta agar mal segera dibuka. Keluhan itu dilayangkan lantaran terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Ahmad langsung merespons keluhan yang dilayangkan oleh APPB Batam tersebut. Ia mengaku, pemerintah tidak ingin terburu-buru dan akan mengkaji ulang permintaan pengelola mal segera dibuka.
“Nanti kami cek, kami akan mengambil langkah. Sekarang yang menjadi fokus bagaimana angka COVID-19 ini kecil,” kata Amsakar saat pembagian beras dj kawasan Mega Legenda, Batam, Sabtu (07/08).
Menurutnya, gubernur dan wali kota hanya menjalankan aturan pemerintah pusat yang dituangkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri).
“Kami hanya melaksanakan Inmendagri, semua sudah dijelaskan di situ dan itu perintah,” kata Amsakar.
Kendati demikian, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait membahas hal ini.
“Kita ingin antara ekonomi dan kesehatan itu berjalan bersama, Mal bisa buka, tapi dengan protokol kesehatan. Tapi itu akan kita kaji kembali,” katanya.
Sebagaimana diketahui, APPB Kota Batam menyurati Gubernur Kepri dan Wali Kota Batam untuk segera membuka mal. Dalam surat tersebut asosiasi menyebut para tenant saat ini sedang dalam kondisi sulit. Akibat penerapan PPKM yang dicanangkan oleh pemerintah. Manajemen mal pun saat ini dituntut untuk memberikan keringanan biaya operasional.
Pembukaan pusat perbelanjaan setidaknya akan menghindari gelombang PHK. Permohonan itu dilandasi pula dengan kesiapan mereka menjalankan protokol kesehatan secara tegas.
Tampak surat permohonan tersebut ditandatangani general manager mal-mal besar di Batam seperti, Panbil Mall, Grand Mall, Batam City Square (BCS), Mega Mall Batam Center, Nagoya Hill, Nagoya City Walk, Avava Mall, Lucky Plaza, Top 100 Jodoh, Ramayana Jodoh, Kepri Mall, Top 100 Tembesi, Mall Botania 2 dan Diamond City Mall. (*)
Pewarta : Engesti
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab
