Penyandang Disabilitas Kota Solo Difasilitasi Bus Low Deck

Bus
Low deck bus yang akan segera diujicobakan di koridor satu Solo. (ANTARA/Aris Wasita)

Solo – Dinas Perhubungan (Dishub) Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah hadirkan fasilitas bus low deck yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas.

Bus low deck atau dengan lantai rendah saat ini sedang diuji.

Dengan tipe low deck, tentunya ramah digunakan bagi penyandang disabilitas maupun masyarakat umum.

“Uji coba tadi luar biasa, ini pertama di Indonesia barangkali, di Solo jadi kehormatan karena jadi tempat untuk uji coba. Fasilitas untuk difabel ini juga sangat baik,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta Hari Prihatno di Solo, Selasa (11/01).

Ia mengatakan, uji coba akan dilakukan satu bulan ke depan setelah memperoleh surat izin dari Satlantas Surakarta.

“Secepatnya. Mudah-mudahan (izin) minggu ini selesai. Setelah itu kami laporkan ke Kemenhub (Kementerian Perhubungan),” kata Hari.

Menurut dia, uji coba dilakukan untuk memastikan pihak pengelola maupun Dinas Perhubungan memperoleh masukan dari para pengguna.

Baca juga: Pemerintah Bangun Jalan Raya Empat Lajur di Depan Sirkuit Mandalika

“Kami membuat uji coba ini karena ingin dapat masukan dari teman-teman media, dari tema-teman difabel. Supaya ke depan bisa lebih baik lagi dalam pembuatannya,” katanya.

Ia mengatakan, salah satu yang dibenahi adalah akses masuk maupun keluar yang akan lebih mudah untuk pengguna kursi roda.

“Ke depan untuk kursi roda naiknya secara hidrolis atau elektrik. Selain itu, tadi ada juga masukan dari teman-teman difabel. Lantainya karena ada lipatan jadi mengganggu orang mau naik maupun turun,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Tim Advokasi Difabel Divisi Jaringan, Hermin Yuniastuti mengatakan, sejauh ini bus tersebut sudah memenuhi kebutuhan penyandang difabel hingga 80 persen.

“Sudah memenuhi kebutuhan kami para difabel, kalau tingkat kenyamanan juga sudah oke. Kekurangan sedikit di pintu keluar masuk kursi roda belum rata. Kalau mau berbalik (berputar), agak repot karena kalau putar balik butuh ruang yang agak longgar,” katanya.

Selain itu, pihaknya mengapresiasi berbagai fasilitas yang sudah cukup lengkap, seperti pesan suara untuk tunanetra dan tulisan berjalan untuk tunarungu.