Penyelenggara MotoGP Mandalika Terapkan Sistem Travel Bubble

Mandalika
Sejumlah ofisial WSBK 2021 saat tiba di Bandara Lombok Praya, NTB. (ANTARA/HO-AP I)

Praya – Guna mencegah penyebaran COVID-19, penyelenggara MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menerapkan sistem Travel Bubble.

Sistem Travel Bubble yang diterapkan, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dari luar negeri.

Sehingga, penyelenggara MotoGP Mandalikan telah menyiapkan fasilitas karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Komandan Lapangan Persiapan MotoGP Sirkuit Mandalika, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto menyatakan, bahwa fasilitas karantina yang disiapkan tersebut untuk penonton MotoGP dari luar negeri.

“(Pada) Pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) akan dilakukan sistem travel bubble, sehingga setelah proses visa dan custom clearance PPLN akan langsung diarahkan ke hotel,” katanya di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (12/01).

Ia juga menjelaskan, setiap pelaku perjalanan dari luar negeri yang hendak menyaksikan balapan di Sirkuit Mandalika akan menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19.

Baca juga: 4529 Tiket MotoGP Sirkuit Mandalika Sudah Terjual

Deteksi itu menggunakan metode RT-PCR di bandara, dan kemudian diantar ke hotel yang sudah ditentukan dengan pengawasan dari Dinas Kesehatan.

“Kemudian PPLN yang sudah dinyatakan negatif (menurut hasil pemeriksaan) PCR, dapat memasuki area tier 1 sirkuit,” katanya.

Ia mengatakan, bahwa ada satuan tugas khusus yang akan menangani pelaku perjalanan dari luar negeri yang datang untuk menyaksikan balapan di Sirkuit Mandalika.

“Akan ada petugas khusus nantinya, yang akan mengawal wisatawan luar negeri,” katanya.

Panitia nasional terus mematangkan persiapan penyelenggaraan MotoGP di Sirkuit Mandalika, guna memastikan sarana dan prasarana pendukung siap sebelum peserta dan penonton balapan tiba.

Hotel dan penginapan sudah disiapkan di sekitar kawasan Mandalika, guna menampung peserta dan penonton MotoGP.

“Karena kita akan menjual 65 ribu (tiket), untuk hotel di Lombok 16 ribu kamar, ditambah solusi yang kita hadirkan adalah Sarhunta (sarana hunian pariwisata), hotel terapung, kemudian hotel-hotel di Bali,” kata Marsekal Hadi.