Hai sahabat Ulasan. Di dunia intelijen, nama Mossad adalah salah satu dinas rahasia intelijen yang terkenal dan paling mampu di seluruh dunia untuk aksi rahasianya.
Sahabat tahukah, Mossad termasuk salah satu organisasi intelijen tertua yang didirikan untuk memata-matai asing dan campur tangan mereka kerap ditakuti di belahan dunia mana pun.
Lebih mengerikan lagi, Mossad yang kerap gegerkan dunia itu. Mereka sudah terbiasa bahkan lihai melenyapkan musuhnya tanpa bekas, sabotase, serta memiliki kemampuan operasi siber yang unggul.
Mereka adalah agen intelijen paling sibuk di Timur Tengah, lantaran negara Israel dikepung oleh negara-negara besar Arab yang beberapanya dianggap musuh.
Sehingga, karena mereka merasa dikepung beberapa negara ‘musuh’. Mereka harus tampil hebat ditengah komunitas negara-negara besar Arab. Mulai dari militernya yang kuat, dengan dukungan teknologi tinggi hingga peran itelijennya untuk mendeteksi ancaman.
Bahkan dinas rahasia ini, didukung dengan seabrek peralatan mata-mata serta alat komunikasi ‘spionase’ yang canggih untuk menggelar operasi khusus dan senyap.
Nah, bukan rahasia lagi. Banyak negara di dunia memiliki peralatan untuk keperluan tugas intelijen yang canggih bikinan Israel, hanya saja hal itu bersifat rahasia.
Kegagalan terbesar
Dengan memiliki sejarah panjang dan kiprahnya yang jempolan selama selama berdiri. Namun Mossad memiliki beberapa dosa, dan terbaru mereka disebut kecolongan. Lantaran Israel diserang secara mendadak oleh milisi Hamas dari Palestina, Sabtu (07/10/2023).
Sejak serangan itu, Israel pun akhirnya menyatakan perang melawan Hamas yang berbasis di Palestina. Hamas melancarkan serangan kejut dengan sandi ‘Operation Al Aqsa Storm’ atau Operasi Badai Al Aqsa.
Situasi peperangan antara Israel versus kelompok milisi Hamas masih terjadi hingga hari ini, Jumat 13 Oktober 2023 yang memasuki hari ketujuh atau sepekan.
Nah, tahukah Anda. Serangan ke Israel kali ini adalah yang terbesar hingga ke serangan itu sampai ke kota-kota penting di Israel.
Serangan para pejuang milisi Hamas, Palestina, sukses membuat negara bintang daud itu kalang kabut.
Selain ribuan roket diluncurkan secara bersamaan ke wilayah Israel, para pejuang Palestina merangsek masuk ke wilayah Israel melalui darat dan udara sejak Sabtu (7/10/2023).
Milisi yang tergabung dalam Al Qassam Brigade itu, berhasil menerobos pagar kawat dan tembok tinggi yang dibangun Israel di dekat Gaza. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel banyak yang tewas.
Mengapa serangan itu bisa terjadi sedemikian menakutkan, dan bagaimana mungkin dinas rahasia Israel yaitu Mossad tidak mengetahui serangan itu, apalagi mengantisipasinya.
Akibat serangan kejut itu, Mossad pun dinilai gagal mendeteksi serangan para pejuang Hamas, Palestina. Ini disebut-sebut sebagai salah satu kegagalan terbesar dari Mossad.
Mossad adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).
Lembaga ini bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris untuk melindungi negara.
Dilaporkan dari website resmi Mossad, mossad.gov.il, Mossad segera didirikan setelah berdirinya negara Israel.
Saat itu Perdana Menteri Israel, David Ben Gurion mengakui, bahwa kerangka kerja nasional harus ditetapkan untuk badan intelijen yang sudah beroperasi sebelum berdirinya negara tersebut.
Saat itulah terbentuk tiga kerangka kerja terpisah yaitu; Badan intelijen militer (kemudian IDI), badan keamanan dalam negeri (kemudian ISA), dan badan intelijen yang beroperasi di luar negeri (kemudian Mossad).
Rencana itu dilaksanakan secara bertahap. Nah, pada tanggal 30 Juni 1948, Markas Besar Informasi Haganah, Shai, dibubarkan dan badan intelijen negara Israel didirikan.
Pada bulan Juli 1949, Reuven Shiloah, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Israel dan pejabat senior di departemen politik, mendorong pembentukan lembaga pusat untuk mengoordinasikan kegiatan intelijen.
Ben Gurion menyetujui usulan tersebut, dan pada tanggal 13 Desember 1949, kemudian dia mengumumkan pembentukan badan tersebut di bawah Reuven Shiloah.
Tanggal ini tercatat dalam sejarah sebagai tanggal berdirinya Mossad, yang kemudian menjadi Institut Intelijen dan Operasi Khusus.
Badan koordinasi ini tidak terlibat dalam pengumpulan intelijen di luar negeri, yang pada saat itu dilakukan oleh departemen khusus di Kementerian Luar Negeri (Da’at), hingga pada awal tahun 1951, diambil keputusan untuk membentuk badan pusat untuk pengumpulan intelijen di luar negeri, untuk menjadi bawahan Mossad.
Entitas ini dikenal sebagai Reshut, yakni badan utama Mossad pada tahun-tahun awalnya. Kemudian menjadi Divisi Tzomet, yang mengkhususkan diri dalam pemasaran dan penanganan agen.
Mossad bertanggung jawab atas aktivitas rahasia di luar negeri. Hal ini melibatkan pengumpulan intelijen dan pelaksanaan operasi khusus untuk menetralisir ancaman, dan menggunakan pengaruh guna memperkuat keamanan negara Israel, dan mencapai tujuan nasionalnya.
Selain itu, Mossad berupaya mewujudkan tujuan dengan mengumpulkan informasi menggunakan metode seperti penipuan dan penanganan sumber (HUMINT), pengumpulan dari sumber komunikasi (SIGINT) , aktivitas dunia maya, dan operasi di seluruh dunia.
Dalam kiprahnya, Mossad bekerja sama dengan semua badan keamanan dan intelijen Israel, dan telah mengembangkan hubungan intelijen dengan badan intelijen lainnya selama bertahun-tahun, sebagaimana lazim di dunia intelijen.
Mossad berkantor pusat di Tel Aviv. Pada tahun 1980-an, personelnya diperkirakan berjumlah 1.500 hingga 2.000 orang.
Secara tradisional, direkturnya dirahasiakan tetapi pada Maret 1996, pemerintah Israel mengumumkan pada publik MayJen Danny Yatom, sebagai direktur menggantikan Shabtai Shavit yang dipecat awal 1996.
Tanggung jawab Mossad
Diduga Mossad bertanggung jawab atas sejumlah operasi intelijen di dunia, khususnya yang terjadi seputar konflik Timur Tengah.
Mereka telah menempatkan umat bangsa Arab sebagai ancaman utama Israel. Mereka memiliki klub malam di Lebanon, the Star, yang kerap menjadi ajang pertemuan para agennya.
Dilaporkan dari berbagai sumber, sepanjang tahun 1970-an, Mossad membunuh anggota PLO yang terlibat peristiwa September Hitam, yang menghitung sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di München, Jerman.
Mossad juga menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia pada bulan April 1988, dan membunuh salah satu pejabat penting Abu Jihad.
Pada bulan Maret 1990, agen Mossad membunuh seorang ilmuwan Kanada, Gerald Bull yang merancang senjata super untuk Irak.
Ia dibunuh di apartemennya di Brussel, Belgia. Pembunuhan ini sukses menghentikan proyek pembuatan senjata itu.
Meski begitu, dinas intelijen yang dinilai menjadi salah satu paling sukses di dunia juga pernah beberapa kali melakukan kesalahan besar.
Mereka pernah membunuh orang secara tidak sengaja yaitu, Ahmed Bouchiki di Lillehammer Norwegia pada tahun 1973 yang dikira Ali Hassan Salameh, salah seorang aktivis Palestina yang memimpin Gerakan September Hitam, dan menculik serta membunuh kontingen Olimpiade Israel di München pada tahun 1972.
Selain itu, yang paling fatal dan dimaksud adalah, kegagalannya mencegah pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.
Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata dan menembak Rabin. Hal ini memaksa pemerintah Israel memecat direktur Mossad, Shabtai Shavit dan menggantikan Danny Yatom.