Perang Gaza Resmi Berakhir, Para Sandera Dibebaskan

Potret kondisi Jalur Gaza, Palestina pada 21 Januari 2025. (Foto:Dok/ Reuters/Dawoud Abu Alkas)

JAKARTA – Perang di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas memulai babak baru menuju perdamaian. Hal ini ditandai dengan Hamas menyerahkan seluruh sandera Israel yang masih hidup dan sebaliknya Israel membebaskan ribuan tahanan Palestina, Senin 13 Oktober 2025 Waktu setempat.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat.

Melansir cnbcindonesia.com, Presiden AS Donald Trump yang memimpin upaya diplomatik tersebut, mengumumkan secara resmi berakhirnya perang dalam pidato di Knesset, parlemen Israel.

“Langit kini tenang, senjata sudah berhenti, sirene tidak lagi berbunyi, dan matahari terbit di Tanah Suci yang akhirnya damai,” kata Trump.

“Mimpi buruk panjang bagi rakyat Israel dan Palestina kini berakhir,” tambahnya.

Diketahui, dilansir Reuters, militer Israel menyatakan telah menerima seluruh 20 sandera yang dikonfirmasi masih hidup, setelah mereka dipindahkan keluar dari Gaza oleh Palang Merah. Di Tel Aviv, ribuan warga tumpah ruah di “Hostage Square”, menangis, berpelukan, dan bersorak ketika berita pembebasan diumumkan.

“Saya sangat bahagia, sulit menggambarkan perasaan ini. Saya tidak tidur semalaman,” ujar Viki Cohen, ibu dari sandera Nimrod Cohen, saat menuju kamp militer Reim, tempat sandera dipindahkan.

Di sisi lain, ribuan warga Palestina berkumpul di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, menyambut hampir 2.000 tahanan dan narapidana yang dibebaskan oleh Israel. Suasana haru dan sukacita menyelimuti massa yang memegang foto anggota keluarga mereka.

“Saya bahagia anak-anak kami dibebaskan, tapi hati kami masih sakit atas semua yang terbunuh dan kehancuran Gaza,” ujar Um Ahmed, seorang warga Gaza, dalam pesan suara penuh tangis.

Beberapa tahanan yang bebas terlihat melambaikan tangan dari jendela bus sambil mengacungkan tanda kemenangan, sementara pejuang Hamas bertopeng menjaga lokasi, menandakan kompleksitas situasi di lapangan yang masih jauh dari stabil.

Walaupun perang telah berhenti, jalan menuju perdamaian abadi masih panjang. Pembebasan sandera pada Senin menandai berakhirnya bab terakhir dari tragedi yang bermula pada 7 Oktober 2023, ketika serangan Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 warga Israel.

Sejak itu, perang menyebabkan kehancuran besar-besaran di Gaza. Serangan udara Israel selama 2 tahun menewaskan sekitar 68.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza, dan memaksa hampir seluruh penduduknya mengungsi.

Kini, jutaan warga Palestina mulai kembali ke reruntuhan rumah mereka, sementara organisasi kemanusiaan berjuang untuk mengirimkan bantuan darurat.

Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menegaskan kebutuhan mendesak untuk mempercepat penyaluran bahan pangan, obat-obatan, bahan bakar, dan tempat tinggal bagi warga yang “sangat membutuhkan.”

Selain itu, isu pemulihan jenazah 26 sandera yang diyakini tewas serta dua lainnya yang belum diketahui nasibnya masih menjadi prioritas. Hamas mengatakan proses pemulihan jenazah “akan memakan waktu karena tidak semua lokasi pemakaman diketahui.”