JAKARTA – Perayaan Cap Go Meh merupakan puncak dari rangkaian Tahun Baru Imlek yang menjadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa setiap tahunnya.
Perayaan Cap Go Meh kaya akan sejarah dan tradisi yang telah diwariskan selama ribuan tahun khususnya bagi masyarakat Tionghoa.
Sementara makna bagi masyarakat Tionghoa sendiri, perayaan Cap Go Meh sebagai ungkapan rasa syukur, agar segala urusan dan keinginan di masa mendatang dapat berjalan lancar.
Melansir dari indonesia.travel, kata Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien yang memiliki makna malam ke-15. Sedangkan Cap memiliki arti sepuluh, dan Go adalah lima, dan Meh yang berarti malam.
Selain itu, Cap Go Meh menjadi rangkaian penutup dari acara tahun baru Imlek. Sehingga wajar saja, jika acara Cap Go Meh diselenggarakan secara meriah.
Sejarah mulanya Cap Go Meh
Berdasarkan tradisi asalnya Tionghoa, Cap Go Meh disebut Yuan Xiao Jie, yang artinya Festival Lampion atau Lentera. Sejarah Cap Go Meh berawal dari upacara penghormatan kepada Dewa tertinggi pada Dinasti Han di Tiongkok, yaitu “Thai Yi”.
Saat itu pada 206 Sebelum Masehi, Biksu Buddha melakukan ritual dengan membawa sejumlah lentera. Awalnya ritual itu digelar khusus di kalangan istana dan para raja Dinasti Han saja. Ketika masa Dinasti Han berakhir, ritual dilakukan secara terbuka dan dikenal masyarakat umum dari berbagai kalangan.
Sementara melansir Diskominfotik Kalteng, Kaisar Wu yang memerintah pada masa Dinasti Han 104 Sebelum Masehi, menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun. Penetapan perayaan tahun baru ini dipakai sampai sekarang.
Kapan perayaan Cap Go Meh 2025
Cap Go Meh dirayakan pada hari ke-15 menurut kalender China. Untuk tahun 2025, perayaan Cap Go Meh jatuh pada tanggal 12 Februari 2025.
Tanggal ini dihitung berdasarkan Tahun Baru Imlek 2025 yang berlangsung pada 29 Januari 2025. Sehingga 15 hari setelahnya akan bertepatan pada 12 Februari 2025 mendatang.
Sedangkan Cap Go Meh sendiri memiliki makna yang luas. Cap Go Meh bukan sekadar festival, tetapi juga simbol kesatuan, kebersamaan, dan harapan untuk tahun yang lebih baik.
Selain itu, perayaan Cap Go Meh menjadi momentum bagi keluarga untuk berkumpul dan merayakan kebahagiaan bersama.
Tradisi perayaan Cap Go Meh
Cap Go Meh tak terlepas dari tradisi-tradisi masyarakat Tionghoa. Tradisi Cap Go Meh yang paling populer dan dinanti adalah barongsai. Pertunjukan ini tak pernah absen dalam perayaan Cap Go Meh di manapun.
Selain barongsai, yang tak kalah unik adalah pawai naga hingga pawai tatung. Jangan lupakan festival lampion, yang juga selalu identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Cap Go Meh sendiri dipercaya sebagai upacara tolak bala atau cuci jalan. Artinya, upacara mengusir dan mengunci kembali roh-roh jahat di jalan. Berikut beberapa tradisi yang ada saat Cap Go Meh.
1. Barongsai
Cap Go Meh identik dengan pertunjukan barongsai. Pasalnya, barongsai dipercaya membawa keberuntungan, kebahagiaan, kesejahteraan, dan dapat menghilangkan hal buruk.
2. Tari Naga
Tari naga atau disebut liang liong biasa dimainkan pada perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh. Tari naga diwarnai aksi akrobatik dan dibawakan secara beregu yang memainkan belasan tongkat pada badan naga. Gerakannya dipimpin pemain yang memegang bagian kepala naga.
Saat Cap Go Meh, tari naga diarak bersama-sama dengan komunitas lain. Properti naga dalam festival ini akan dibakar setelah acara selesa sebagai lambang tolak bala.
3. Festival Lampion
Melansir Indonesia Kaya, lampion berasal dari bahasa Mandarin ‘Denglong’ yang artinya menerangi. Masyarakat Tionghoa percaya lampion memberi jalan dan menerangi rezeki.
Karena itulah, memasang lampion saat Cap Go Meh diharapkan membawa kebaikan serta keberuntungan. Lampion juga menjadi wujud permohonan dan harapan atas masa depan yang lebih cerah.
4. Pawai Tatung
Pawai tatung adalah atraksi kesaktian masyarakat Dayak-Tionghoa saat Cap Go Meh. Atraksi yang merupakan perpaduan tradisi Tionghoa dan budaya Dayak ini hanya bisa ditemukan di Singkawang, Kalimantan Barat.
Tatung hanya dilakukan orang khusus yang dirasuki roh, dewa, leluhur, ataupun kekuatan supranatural. Para tatung akan beratraksi dengan menusukkan benda tajam ke tubuhnya. Pawai ini juga dipercaya untuk menolak hal buruk dan mencuci jalan dari roh jahat.
Demikian sejarah, tanggal, dan tradisi Cap Go Meh yang dirayakan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Semoga perayaan ini membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi semua!