Peresean, Tradisi Suku Sasak Hibur Warga Taman Cipta Asri Batam

Warga Lombok di Batam saat unjuk kebolehan pada acara tradisi peresean di Perumahan Taman Cipta Asri, Sagulung, Batam, Sabtu (17/9). (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co)

BATAM – Kesenian peresean yang merupakan tradisi bertarung khas Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hibur warga di Perumahan Taman Cipta Asri, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (17/9).

Masyarakat yang menonton tidak hanya melihat pertarungan, acara yang digagas Ikatan Keluarga Besal Lombok (Ikbal) menampilkan berbagai kesenian lainnya mulai dari musik tradisional hingga tarian nusantara.

Kesenia Presean menjadi pusat perhatian warga yang hadir waktu itu. Suasana tegang menyelimuti penonton yang menyaksikan dua petarung saling pukul, dengan menggunakan rotan yang dibekali tameng dari kulit kerbau.

Salah seorang penonton, Herman mengaku baru pertama melihat kesenian Peresean khas suku Sasak itu.

“Saya ke sini diajak teman yang kebetulan orang lombok, katanya ada tradisi peresean. Karena ada rasa ingin tahu, maka saya ikut saja menyaksikan dan ternyata seru,” kata Herman.

Ia mengaku kagum dengan kesenia asal Lombok ini. Pasalnya, meski saling pukul dan membuat tubuh mereka luka namun tetap saling menghibur sesama petarung.

Baca juga: Peresean Kesenian Khas Lombok Pukau Masyarakat Belakang Padang

“Sampai luka-luka padahal, tapi habis main pelukan lagi. Saya kalau disuruh coba pun tak berani,” ujar pria itu.

Ketua RW 21 Sagulung, Jasman Harahap, mengatakan mengaku senang dengan antusias warga yang menyaksikan acara ini.

“Saya tidak menyangka ternyata akan seramai ini warga kami yang menyaksikan,” kata dia.

Dia juga mengapresiasi apa yang dilakukan paguyuban asal Lombok ini karena telah menghibur warga Perumahan Cipta Asri 2, Sagulung, Batam.

“Acara kesenian seperti ini bagus, jadi salinh mengenal kesenia antar daerah di Batam. Apalagi kitra di sini perantau kebanyakan,” kata dia.

Ketua Ikbal Kota Batam, Sahabul Ma’had mengucapkan terima kasih atas antusias warga yang hadir menyaksikan kegiatan ini.

“Kami merasa senang, bisa memperkenalkan budaya kami kepada masyarakat di Batam. Sambutan yang baik juga membuat kami merasa diterima,” kata dia.