Permohonan Kartu Kuning Awal Tahun 2025 di Batam Masih Rendah

Rudi Sakyakirti
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Batam, Rudi Sakyakirti. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Permohonan pembuatan kartu kuning (AK-1) di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam awal tahun 2025 tercatat masih rendah. Hal itu disampaikan Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti.

Rudi Sakyakirti menyebutkan, hal itu disebabkan oleh dua faktor utama yaitu banyaknya pencari kerja (pencaker) yang sudah memiliki kartu kuning dari daerah asal, dan pencaker yang langsung mengurus surat pindah domisili ke Batam. Sehingga mengharuskan mereka mengurus kartu kuning di kecamatan tempat tinggalnya.

“Awal tahun 2025 ini masih sepi yang mengurus kartu kuning,” ujar Rudi Sakyakirti singkat.

Rudi menambahkan, pembuatan kartu kuning di Disnaker Batam hanya untuk warga ber-KTP luar Batam. Sebaliknya, warga ber-KTP Batam diminta mengurus AK-1 di kantor kecamatan sesuai domisili, untuk mempermudah administrasi.

Selain itu, kata Rudi, minimnya lowongan kerja di Batam pada awal tahun juga menjadi faktor penyebab. Banyak perusahaan masih mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja, dan belum membuka rekrutmen besar-besaran.

“Kondisi ini biasanya terjadi setelah libur panjang. Rekrutmen baru mulai ramai pada Februari atau Maret,” kata Rudi menambahkan.

Pada 2024, lanjut Rudi, Disnaker Batam mencatat terdapat 23.551 pencaker. Sebagian besar, yakni 20.557 orang, merupakan warga ber-KTP Batam yang mengurus kartu kuning di kantor kecamatan.

“Sisanya, 2.994 orang ber-KTP luar Batam telah mengurusnya di Disnaker. Mayoritas pencaker adalah lulusan SLTA sederajat,” tutur dia menjelaskan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam melaporkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2024 turun menjadi 7,68 persen, bila dibandingkan 8,14 persen pada 2023.

Kepala BPS Batam, Eko Aprianto, mengungkapkan jumlah penduduk usia kerja di Batam mencapai 940.720 orang, dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,83 persen atau 656.920 orang. Dari angka tersebut, 606.490 orang bekerja, sementara 50.430 lainnya masih menganggur.

“Artinya, dari setiap 100 orang dalam angkatan kerja, ada sekitar 7 hingga 8 orang yang menganggur. Angka ini turun dibandingkan tahun 2023 dengan penurunan sebesar 0,46 persen,” terang Eko Aprianto merincikan.

Sebagian besar pekerja di Batam pada 2023 merupakan lulusan SMA/MA/SMK (31,52 persen), diikuti lulusan SMK/MAK (27,31 persen), dan perguruan tinggi (20,86 persen). Mayoritas mereka bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai dengan persentase mencapai 67,15 persen.

Eko juga menyampaikan, sebagian besar penduduk Batam bekerja di sektor formal, baik sebagai buruh tetap maupun usaha dengan bantuan tenaga kerja tetap. Namun, ada juga yang terlibat di sektor informal seperti bekerja sendiri atau sebagai pekerja keluarga.

“Pekerja di sektor informal yang dibantu buruh tidak tetap mengalami peningkatan, sementara mereka yang berusaha sendiri justru menurun,” ungkap dia menutup wawancara.