BINTAN – Pertukaran cairan tubuh merupakan faktor utama penularan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Hal itu diungkapkan Koordinator program HIV/AIDS Rumah Sakit Umum (RSUD) Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), dr. Ainurrizqi Intan Puspitasari.
Penularan cairan yang ia maksud misalkan pada pasien pengguna narkoba dengan jarum suntik. Dari satu jarum suntik tersebut dipakai banyak orang secara bergantian.
Sementara di antara orang itu, ada yang sudah menderita HIV/AIDS. Akibatnya dapat terjadi penularan ke lainnya setelah menggunakan jarum suntik tersebut.
Lalu, bisa juga melalui hubungan seksual. Baik itu berhubungan heteroseksual maupun homoseksual.
Selain itu, ada juga penularan penyakit HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Penularan ini terjadi saat bayi masih dalam kandungan.
“Kalau ibu sudah punya virus HIV, maka akan ada resiko bayi untuk tertular,” ucap dia.
Dokter umum ini melanjutkan, sejumlah temuan juga keram terdeteksi saat penderita sering masuk ke rumah sakit. Terutama penghidap tuberkulosis karena sudah terinfeksi pada paru pasien tersebut.
Lalu, tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit melakukan pemeriksaan pada pasien terkait HIV/AIDS.
“Baru ketahuan pasien tersebut positif HIV/AIDS. Dan, ada juga kebanyakan yang datang ke kita, pasien sudah stadium tiga disertai penyakit tambahan,” terang dia.
Saat itu, pasien akan wajib mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV) dari tenaga kesehatan untuk seumur hidup. Pasien itu wajib mengonsumsi obat setiap hari sebelum tidur.
Apabila telah berlangsung selama enam bulan hingga satu tahun, maka dokter akan periksa viral load pada pasien tersebut.
Pemeriksaan viral load hanya dilakukan sekali, bertujuan untuk mendeteksi apakah obat tersebut berhasil menurunkan jumlah virus di dalam tubuh atau tidak.
“Jika berhasil, maka akan dilanjutkan. Jika tidak, apakah obat yang diberikan rutin dikonsumsi oleh pasien atau tidak,” ucapnya.
Orang yang memiliki perilaku beresiko hingga kelompok beresiko, seperti suka jajan hingga homoseksual, diharapkan dia, untuk segera periksa kesehatannya ke dokter. Salah satunya pemeriksaan HIV/ AIDS.
Pemeriksaan sekali selama tiga bulan, bisa dilakukan di Poli Sehati RSUD Kabupaten Bintan.
Sampai saat ini, ada 12 kasus ditemukan di tahun 2023 sedang berlangsung. Sedangkan sepanjang tahun 2022 lalu hanya ditemukan 8 kasus HIV/ AIDS.
“Penyakit HIV AIDS tidak mudah tertular begitu saja, selain ada terjadi pertukaran cairan tubuh satu dengan lainnya,” sebut dia.