Perusahaan AS Novavax akan Produksi Vaksin Omicron Januari 2022

Perusahaan AS Novavax akan Produksi Vaksin Omicron Januari 2022
Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Novavax. (ANTARA/Reuters)

Gaithersburg – Novavax Inc perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS), Kamis (02/12), mengatakan, pihaknya akan memulai produksi komersial vaksin COVID-19 yang dikembangkan khusus untuk varian Omicron pada Januari 2022.

Perusahaan itu juga akan menguji apakah produk vaksinnya saat ini bekerja efektif terhadap varian Omicron atau tidak.

Menurut Novavax, dalam beberapa pekan mendatang data laboratorium diharapkan akan menunjukkan apakah antibodi dari para individu yang sebelumnya menerima vaksin COVID-19 Novavax dapat menetralkan varian Omicron.

Mereka juga mengatakan telah mulai mengembangkan antigen protein paku varian Omicron yang spesifik dan akan memulai tes laboratorium terhadap vaksin baru untuk menyasar varian tersebut dalam beberapa pekan mendatang.

Virus corona varian Omicron telah mengguncang pasar dunia dan menyebabkan kekhawatiran global.

Banyak pihak mengkhawatirkan kemungkinan varian baru itu kebal dari perlindungan vaksin saat ini, yang bisa memperpanjang masa krisis kesehatan masyarakat dunia.

Baca Juga: WHO Beri Nama Omicron Varian Baru COVID-19 Asal Afrika Selatan, Patut Diwaspadai

Perusahaan pembuat vaksin lain, termasuk Moderna dan Pfizer, juga telah mulai membuat vaksin COVID-19 yang disesuaikan dengan varian Omicron.

Vaksin COVID-19 Novavax telah mendapat persetujuan penggunaan darurat di Indonesia pada awal November.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan Omicron varian baru COVID-19 yang muncul di Afrika Selatan pada Jumat (26/11).

WHO mengklasifikasi varian B11529 yang muncul di Afrika Selatan sebagai SARS-CoV-2 “varian yang diwaspadai”, dan menyebutkan bahwa varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

Bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi berulang dan “perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19,” kata WHO lewat pernyataan usai rapat tertutup ahli independen yang meninjau data tersebut.

Infeksi di Afrika Selatan melonjak drastis dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan temuan varian yang kini dinamai sebagai omicron, katanya.

“Varian ini mempunyai mutasi yang banyak, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal memperlihatkan bahwa varian ini memiliki risiko infeksi berulang yang tinggi, jika dibanding dengan (varian yang diwaspadai) lainnya”, kata dia.

Omicron merupakan varian COVID-19 kelima yang menyandang nama.

“Varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat dibanding lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan dalam menyebarkan virus,” kata WHO. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *