Polandia Sebut Ukraina Bakal Kalah Perang dengan Rusia

Orlan-10 yang berfungsi sebagai Jammer Drone atau pengecoh sinyal radio yang diandalkan Rusia untuk berperang melawan drone Ukraina. (Foto:Russian Defence Ministry)

JAKARTA – Presiden Polandia, Andrzej Duda mengeluarkan pernyataan, dengan memperingatkan Ukraina berisiko kalah di medan perang tanpa bantuan militer Barat yang mendesak.

Namun di sisi lain, pihak Rusia menyebutkan, bahwa bantuan militer darurat dari negara-negara Barat untuk Kyiv tak akan mampu hentikan serangan Rusia.

Pernyataan Andrzej Duda, disampaikannya dalam wawancara dengan surat kabar Prancis Le Figaro pada 11 Februari. Ia sebut Rusia dapat memenangkan konflik saat ini dengan Ukraina, jika negara itu tidak segera mendapat dukungan.

Dia mengklarifikasi: “Ukraina memiliki sumber daya manusia, tetapi tidak memiliki infrastruktur militer modern. Dalam beberapa minggu mendatang, Rusia memiliki peluang untuk menang jika kami tidak memberikan persenjataan militer kepada Ukraina.”

Ucapan Andrzej Duda langsung menarik perhatian pejabat Rusia. Pada 12 Februari, Maria Zakharova. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, menegaskan kembali melaui Telegram, bahwa bantuan militer darurat Barat ke Kyiv tidak berdaya untuk menghentikan pertempuran.

“Mereka negara Barat hanya memperburuk situasi. Satu-satunya jalan keluar bagi Barat adalah melalui pertobatan atas apa yang telah dilakukan,“ tulis Zakharova.

Moskow terus konsisten memperingatkan, upaya mempersenjatai Ukraina dengan persenjataan Barat hanya akan memperburuk situasi, dan meningkatkan konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Meski berhati-hati, AS dan mitranya berjanji untuk tetap mendukung kyiv. Sejumlah anggota NATO berjanji awal bulan ini untuk mengirimkan tank tempur berat dan peralatan pertahanan udara mutakhir.

Baca juga: Rusia Bersiap Lancarkan Serangan Baru Jelang Setahun Invasinya di Ukraina

Sekitar akhir Maret, menurut Jerman, 14 tank Leopard 2 miliknya akan tiba di Ukraina. Berlin juga menyatakan, bakal menggunakan anggaran untuk membeli sekitar 190 tank perbatasan Leopard 1, memodifikasinya, dan mengirimkannya ke Ukraina.

Salah satu pendukung utama, Polandia menegaskan, akan menyediakan 14 tank Leopard 2 dan 60 tank T-72 dari era Soviet.

Pejabat dari Ukraina mengklaim, mereka telah menerima janji untuk ratusan tank. Mereka percaya, bahwa dengan melakukan ini, tentara Ukraina akan dapat menguasai medan perang dengan “tangan besi”.

Kyiv juga mendorong Barat untuk mempercepat pengiriman persenjataan untuk menggagalkan potensi rencana serangan Rusia habis-habisan musim semi atau musim panas.

Di latarbelakangi persediaan amunisi Ukraina yang habis karena pertempuran sengit, Kyiv telah mengimbau sekutu dan mitranya untuk memasok pesawat tempur dan rudal jarak jauh.

Mendekati tahun kedua, konflik Rusia-Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut sumber intelijen Ukraina, telah memerintahkan tentara Ukraina untuk mencaplok sepenuhnya wilayah Donbass di Ukraina timur bulan Maret.

Menurut situs web Ukrainsk Pravda, intelijen militer Ukraina mengetahui dari telepon yang dilakukan oleh seorang tentara Rusia kepada seorang kerabat, bahwa Februari adalah bulan yang penting untuk pertempuran di Ukraina.

Orang ini melanjutkan dengan mengatakan, bahwa Rusia dan Ukraina sedang mengumpulkan pasukan untuk persiapan pertarungan penting.

Baca juga: Eropa Habiskan USD850 Miliar untuk Penuhi Kebutuhan Energi