Tanjungpinang – Polemik isu hubungan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad-Marlin Agustina retak atau tidak harmonis heboh dalam beberapa bulan terakhir.
Isu ini pun ditanggapi beragam oleh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), akademisi, legislator hingga Gubernur dan Wagub Kepri (Ansar-Marlin) sendiri.
Isu ini juga mengkhawatirkan masyarakat karena takut kepemimpinan mereka berdampak bagi kelangsungan roda pemerintahan di Kepri. Serta hubungan keduanya diminta tetap kompak selama memimpin Kepri.
Berikut seputar polemik isu terkait hubungan Ansar-Malin yang dirangkum Ulasan.co.
Tanggapan Warga
Susanto, salah seorang warga Tanjungpinang menilai jika isu benar akan berdampak bagi masyarakat.
“Gawat jika mereka tidak baik, semua akan berdampak. Bahaya itu kalau tidak kompak dan tidak sejalan,” kata Susanto, Jumat (04/06).
Menurutnya, saat ini mereka harus membenahi ekonomi karena tidak stabil setelah COVID-19 mewabah.
“Jika dua orang penting itu tidak sinkron dalam mengambil kebijakan bisa susah masyarakat,” ujarnya.
Sadam, warga lainnya menuturkan bila pemimpin tidak kompak dampak ke masyarakat pasti ada. Ia berharap jika isu itu benar, harus ada penyelesaian antara keduanya dan harus dibantu dengan partai-partai koalisi agar masyarakat tidak dirugikan.
“Jika mereka tidak harmonis jatuhnya nanti masyarakat juga yang susah,” kata Sadam.
Diprediksi LSM
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bhakti Melayu Bersatu, Aminah Ahmad sejak awal telah memprediksi hubungan Ansar-Marlin tidak akan berjalan dengan baik.
Selain dari penyebab yang diisukan terkait “bagi-bagi jabatan”, Aminah menyebutkan dari awal Ansar sudah tidak tepat memilih seseorang yang akan mendampinginya dalam menjalankan roda pemerintahan untuk memajukan Provinsi Kepri.
Karena memilih Marlin sebagain wakil gubernur sarat dengan kepentingan politik untuk menunjang kemenangan dalam kontestasi Pilkada lalu.
“Dari awal sudah kita prediksi, bahwa antara Ansar dan Marlin akan terjadi keretakan, sebab Marlin sendiri bukan kader partai,” katanya, Jumat (04/06).
Ia menuturkan, idealnya antara gubernur dan wakil gubernur derap langkah harus sama. Namun, jika dinlihai kondisi hari ini antara gubernur dan wakil gubernur jauh dari harapan masyarakat.
“Ansar dan Marlin ini kalau di ibaratkan orang berjalan seharusnya derap langkah harus sama ibaratkan orang baris-berbaris,” tambahnya.
Untuk itu, ia menyarankan gubernur dan wakil gubernur harus melakukan langkah-langkah yang bisa membuat kondisi politik lebih baik.
“Apa yang terlihat hari ini harus dilakukan pembenahan dan rekonsiliasi kepada pihak-pihak yang di nilai terjadi konflik,” pungkasnya.
Legislator Harap Kompak
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kepulauan Riau (Kepri) Hanafi Ekra turut menyoroti isu hubungan tak harmonis Ansar-Marlin. Ia mengharapkan agar pemimpin Kepri ini tetap kompak. Tujuannya, demi optimalnya capaian-capaian kinerja mereka selama memimpin Kepri.
“Idealnya suatu pemerintahan untuk kemakmuran masyarakat, tetunya antara elemen-elemen yang ada di pemerintahan harusnya kompak, harusnya bekerja sama untuk efektif dan optimalnya capaian-capaian kinerja,” tutur Hanafi ditemui di Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Bintan, Kepri, Jumat (04/06).
Lanjut, ia menuturkan, harusnya ada prinsip-prinsip yang perlu dipahami yaitu bekerja sama dalam hal-hal yang sudah di sepakati serta toleransi.
“Sifat-sifat toleransi harus dihidupkan di semua elemen masyarakat maupun pemerintah, bertoleransi dengan hal-hal yang belum disepakati dan bekerja sama dengan hal-hal yang telah disepakati,” katanya.
Terutama dengan kondisi serapan APBD Kepri yang relatif kecil. Ditambah lagi cita-cita gubernur yang besar ini. Menurutnya, hal itu sebuah tantangan yang tentunya harus merangkul berbagai stackholder dan pihak-pihak lain.
“Terpenting kepentingan masyarakat didahulukan dari pada kepentingan politik yang dinilai kecil dibandingkan dengan urusan masyarakat,” tutup Legislator Dapil Bintan-Lingga ini.
Bulan Madu Singkat
Tenaga pengajar Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Robby Patria turut menyoroti isu hubungan Ansar-Malin.
Ia mengharapkan Ansar dan Marlin dapat menutupi perselisihan yang terjadi dan bersikap profesional dalam menjalankan roda pemerintahan Provinsi Kepri. Kemudian, kata Robby, kedua belah pihak dapat menyudahi perselisihan tersebut agar proses pembangunan dapat diwujudkan sesuai dengan visi dan misi gubernur dan wagub dengan baik.
“Mudah-mudahan mereka bisa menutupi keretakan itu agar proses pembangunan dapan diwujudkan sesuai dengan visi misi mereka,” kata Robby, Kamis (03/06).
Menurut Robby, isu yang beredar terkait keretakan hubungan antara gubernur dan wagub ini sudah terdengar sejak awal-awal dilantik oleh Presiden Joko Widodo.
Hal itu mencuat diawali dengan adanya rencana aksi yang di sinyalir oleh salah satu organisasi kepemudaan untuk memprotes Gubernur Kepri. Sebab tidak mengaminkan janji politiknya.
“Tidak lama setelah pelantikan gubernur, salah satu tokoh pemuda di Batam mau mendemo Gubernur karena dianggap tidak tepat janji, jadi relawan ini merasa kecewa karena mereka sudah melakukan kerja namun mungkin belum dihargai,” tuturnya.
Untuk Gubernur dan Wagub Kepri, Robby sangat menyayangkan terlalu cepat terjadi konflik antara kedua figur pemimpin Kepri ini padahal masa kepemimpinanya baru seumur jagung.
“Yang kita sayangkan di Kepulauan Riau itu adalah bulan madunya sangat singkat, sudah tidak mesra dari awal kepemimpinan,” tutup mantan Ketua Komisioner KPU Tanjungpinang ini.
Anggap Isu Lama
Dengan beredarnya isu itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menganggap keretakan hubungan dengan Wakil Gubernur Kepri Marlin Agustina hanya isu lama. Menurutnya, hubungan mereka baik-baik saja.
Ansar mengatakan, bahwa isu yang beredar itu tidak benar hubungan mereka baik-baik saja.
“Isu itu sudah dari dulu, kami tidak ada retak-retaknya, hubungan baik-baik saja,” kata Ansar ditemui di Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Tanjungpinang, Kamis (03/06).
Hal senada juga disampaikan Wagub Kepri Marlin Agustina. Marlin mengatakan, hubungannya dengan orang nomor satu di Kepri itu baik-baik saja. Ia menganggap isu tersebut hanya biasa-biasa saja.
“Tak ada apa-apa, biasa-biasa saja,” kata Marlin di Kantor Dinas Pemberdayaan, Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Tanjungpinang, Senin (31/05).
Saat disinggung akhir-akhir ini jarang bersama Gubernur Kepri, ia menuturkan, memang dalam waktu belakangan ini jadwal kegiatannya berbeda-beda.
“Ke depan pasti ada kegiatan yang sifatnya berdampingan,” tutup Marlin. (*)
Pewarta : Tommy Yandra dan Muhamad Nurman
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab