Polri Diminta Lakukan Asesmen Ulang Psikologi Personel Pengguna Senpi

Personel Polri saat memegang senjata laras panjang ketika bertugas. (Foto:Muhammad Ishlahuddin/Ulasan.co)

JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) meminta Institusi Polri melaksanakan asesmen ulang psikologi kepada setiap personel yang menggunakan senjata api (Senpi) dalam bertugas.

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso menyampaikan hal itu lantaran menyeroti fenomena kasus polisi tembak polisi seperti kasus terbunuhnya Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Teguh juga menyinggung, setelah Brigadir J kemudian terjadi lagi baru-baru ini yang menewaskan personel Bhabinkamtibmas Polsek Pengubuan Aipda Ahmad Karnain yang ditembak rekannya, Aipda Rudy Suryanto.

Dengan terjadinya kasus tersebut, Sugeng meminta agar Polri melakukan asesmen atau pemeriksaan psikologi secara ketat bagi personel kepolisian yang memiliki hak dan wewenang dibekali senpi.

“IPW mendesak ya, semua polisi yang diberikan hak memegang senjata harus dilakukan asesmen psikologi ulang lagi ini, ya asesmen psikologi ulang yang ketat,” kata Sugeng melalui video yang dibagikan kepada cnnindonesia, Selasa (6/9).

Baca juga: Polisi Tembak Polisi di Lampung Lantaran Dendam Soal Uang Arisan

Menurut Sugeng, asesmen psikologi ulang itu sebagai bentuk pencegahan agar personel kepolisian tidak sembarangan menggunakan senpi yang di luar kepentingan dinas.

Sebab, lanjut dia, ada beberapa potensi pelanggaran yang menjadisorotannya seperti meminjamkan, menyewakan bahkan untuk melakukan kejahatan perampokan atau menembak orang di luar tugas.

Sugeng mewanti-wanti agar kejadian polisi tembak polisi menjadi sebuah fenomena baru yang berpotensi ditiru. Sebab, pada kasus Brigadir J dan Aipda Ahmad Karnain dilatarbelakangi motif yang mirip yakni dendam dan masalah keluarga.

Aipda Ahmad Karnain tewas ditembak rekannya, Aipda Rudy Suryanto (39) di rumahnya Jalan Merpati, Bandar Jaya Barat, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah, Minggu (4/9) sekitar pukul 22.00 WIB.

Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya sebelumnya menyebutkan, adapun motif penembakan itu sementara karena dendam pribadi lama dan sakit hati karena korban menyinggung keluarga pelaku terkait uang arisan yang belum dibayarkan.

Baca juga: Kapolda Lampung Copot Kapolsek Gegara Peristiwa Polisi Tembak Polisi