Polri Pastikan Data dan Sistem Keamanan Aman Pasca Diretas Hacker Brasil

Tips Bikin Password yang Aman untuk Jaga Data Pribadi
Ilustrasi - Peretas. Foto: Shutterstock

Jakarta – Polri memastikan keamanan data anggota hingga server dan aplikasi kepolisian dalam kondisi aman usai seorang peretas asal Brasil mengaku telah membobol data anggota Korps Bhayangkara tersebut.

“Intinya untuk server data, aplikasi-aplikasi Polri serta sistem keamanan semuanya hingga saat ini aman,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (22/11).

Baca juga: Duh! Situs Diretas Hacker Brasil, Data Polri Tersebar di Medsos

Sebelumnya, Dedi mengatakan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri telah melakukan pendalaman terkait pembobolan data Polri tersebut.

Dedi tidak menjelaskan lebih lanjut terkait keabsahan data yang diduga milik anggota Polri yang disebarkan oleh peretas di media sosial.

Namun ia memastikan saat ini data institusi Polri tersebut dalam keadaan aman.

“Aman untuk datanya,” kata Dedi.

Dalam kasus ini, peretas asal Brasil yang menamai dirinya “son1x” dalam akun Twitternya mengaku telah berhasil membobol data pribadi anggota Polri beserta orang-orang terdekat dan keluarganya.

Baca juga: Peretasan Kian Marak, Pembahasan Percepat RUU PDP Harus Segera

Dikutip Antara, Kamis (18/11), akun Twitter @son1x666 menuliskan unggahan “Polri- Indonesian National Police Hacked” 28k logins and personal information leaked”.

Dalam unggahan tersebut, pemilik akun mencantumkan tiga tautan yang diduga berisi salinan data pribadi anggota Polri yang telah diretas.

Jika tautan itu diklik, pengguna akan dialihkan ke tampilan website yang diduga dikelola oleh peretas, yang menyajikan data seperti nama, pangkat, tempat dan tanggal lahir, satuan kerja, status pernikahan hingga nomor register pokok serta beberapa data pribadi lainnya.

Dalam unggahannya, peretas mengaku melakukan aksi tersebut dengan alasan tidak mendukung pemerintahan dalam memperlakukan rakyatnya. Peretas mengaku aksi tersebut dilakukan setelah banyak orang yang menghubunginya berbicara tentang kehidupan masyarakat di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *