Polsek KKP Batam Ringkus 5 Pelaku Pengirim PMI Ilegal

5 Pelaku
Kelima pelaku saat diamankan polisi. (Foto: ist)

BATAM – Polsek Khusus Kawasan Pelabuhan (KKP) meringkus lima pelaku pengirim PMI ilegal ke Malaysia, di Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (04/10) sekira pukul 05.30 WIB.

Kapolsek KKP, AKP Awal Sya’ban Harahap mengatakan, kelima pelaku yakni, Harun (21), Ach (32), Sahwan (30), Hosnari (30), dan Irsyad (42).

“Jadi anggota kami lebih dulu mengamankan tujuh orang yang diduga sebagai PMI ilegal di pelabuhan Ferry Internasional Batam Center,” kata Awal, Jumat (7/10)

Setelah dilakukan interograsi terhadap ke tujuh orang tersebut, diketahui salah satunya merupakan pelaku, yakni Harun.

“Pelaku menjelaskan bahwa dirinya bersama dengan pelaku S sebagai pengurus keberangkatan lima orang calon PMI ilegal yang akan diberangkat ke Malaysia melalui Singapura,” kata dia.

Pihaknya juga melakukan interogasi terhadap kelima orang korban dan mereka mengakui akan ke Malaysia melalui Singapura yang bertujuan untuk bekerja akan tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen.

“Unit Reskrim kami kemudian melakukan pengembangan sesuai dengan keterangan pelaku S bahwa yang mengantar korban ke pelabuhan adalah pelaku I dan pelaku SW yang berada di Hotel Kaliban,” kata dia.

Kemudian dilakukan penangkapan di sekitar Hotel Kaliban bersama dengan pelaku Hosnari. “Selanjutnya kelima pelaku kami bawa ke kantor polsek guna pemeriksaan lebih lanjut,” kata dia.

Baca juga: Polda Kepri Buru Sindikat Perekrut PMI Ilegal ke Lampung

Pelaku mendapat keuntungan Rp10 hingga Rp17 juta per orang dari bos para pelaku yakni inisial RS yang masih dalam pencarian. “Sebagai pencari CPMI dari luar Batam. Para pelaku sudah melakukan aksinya sebanyak 8 kali,” kata dia.

Atas perbuatannya para pelaku di jerat dengan Pasal 81 dan Atau 83 Undang Undang No 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Jo Pasal 55 Ayat 1 KUHPidana dengan Ancaman Pidana Penajara Paling Lama 10 Tahun Dan Denda Paling Banyak Rp15 miliar. (*)