TANJUNGPINANG – Sejumlah aset bangunan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), kini terbengkalai, rusak parah, bahkan hilang tanpa perawatan.
Kondisi memprihatinkan ini membuat publik bertanya-tanya soal pengelolaan anggaran daerah.
Berdasarkan pantauan ulasan.co pada Sabtu 27 September 2025, fasilitas umum seperti alat bermain anak dan fitness outdoor di kawasan Laman Boenda Tepi Laut terlihat rusak parah, bahkan sebagian hilang.
Baca Juga: Miris! Bangunan Rumah Adat di Taman Budaya Tanjungpinang Terbengkalai—Rusak
Selain itu, Gedung Gonggong yang menelan anggaran miliaran rupiah kini tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, lantai dua Gedung Gonggong kerap bocor saat hujan. Alhasil, air merembes ke lantai satu sehingga area dalam gedung selalu basah dan berlumut.
Kondisi serupa juga terlihat pada bangunan kios serta mushola di Jalan Wacopek, perbatasan Tanjungpinang-Bintan. Bangunan tersebut dibiarkan kosong, rusak parah, bahkan materialnya hilang.
Lebih ironis, gedung serbaguna di Kampung Bugis tidak pernah rampung. Bangunan itu kini ditutupi rumput liar dan pepohonan yang tumbuh subur di sekitarnya.
Baca Juga: Gedung Gonggong Tanjungpinang Masih Terbengkalai, Kaca Retak hingga CCTV Mati
Hal yang sama terjadi pada miniatur bangunan budaya seperti Masjid Penyengat, vihara, hingga rumah adat Melayu, Bugis, Padang, dan Batak di Kawasan Budaya Raja Ali Haji, yang semuanya tidak difungsikan sesuai peruntukannya.
Tak hanya itu, Qur’an Centre Tanjungpinang di Bukit Manuk, Senggarang juga terlihat asal-asalan. Pondasi bangunan tampak jelas, tiang sudah tidak menyatu, dan bagian atap dilaporkan bocor. Kondisi ini membuat air merembes ke dalam ruang kelas, bahkan saat santri dan santriwati tengah belajar.
Berbeda lagi dengan ponton Dermaga Kota Rebah di Sungai Carang yang sudah bertahun-tahun tenggelam. Ponton tersebut dibiarkan rusak tanpa ada tanda-tanda perawatan dari pemerintah setempat.
DPRD Soroti Aset Mangkrak

Melihat kondisi itu, Wakil Ketua I DPRD Kota Tanjungpinang, Ade Angga, menegaskan bahwa persoalan ini menjadi perhatian serius di DPRD. Ia menekankan, aset yang mangkrak merupakan hasil pembangunan dengan anggaran besar sehingga tidak boleh dibiarkan sia-sia.
“Nanti, kita bersama-sama untuk mencari jalan keluar terkait penganggaran aset terbengkalai sampai saat ini,” ucap Ade di Tanjungpinang.
Mantan Ketua DPD I Golkar Kota Tanjungpinang ini juga berjanji akan turun langsung ke lapangan bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, mulai dari Dinas Pekerjaan Umum, Perkim, hingga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Ade mengakui, efisiensi anggaran di tahun 2025 berdampak besar pada alokasi APBD Kota Tanjungpinang. Meski begitu, ia menegaskan bahwa aset terbengkalai harus tetap menjadi prioritas untuk diselamatkan.
“Kalau ada anggaran yang tidak terlalu diprioritaskan, kita akan alihkan ke aset yang terbengkalai seperti ini. Kita akan menghitung dulu berapa anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan gedung tersebut,” tutupnya.*
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News

















