TANJUNGPINANG – Prof. Dr. Drs. Abdul Malik, M.Pd., salah satu penerima penghargaan tokoh berpengaruh di Kepulauan Riau (Kepri) yang diselenggarakan Ulasan Network, Rabu 8 Januari 2025.
Penghargaan ini merupakan wujud penghormatan atas dedikasi nyata dalam pelestarian kebudayaan sekaligus menjadi inspirasi masyarakat Kepri. Penghargaan tersebut diberikan kepada Prof. Abdul Malik dan Bripka Zulhamsyah Putra anggota Polresta Tanjungpinang di kantor Ulasan Network di Jalan DI Panjaitan, KM 7, Kota Tanjungpinang.
Sebelum penghargaan diberikan Tim Ulasan sempat berbincang-bincang dengan dua tokoh tersebut dengan disiarkan secara langsung di kanal youtube Ulasan.tv.
Dalam perbincangan itu Prof. Abdul Malik membahas mengenai pentingnya budaya sebagai salah satu nilai dasar dalam kehidupan dan membangun negara.
Guru Besar bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji itu mengatakan, nilai budaya adalah nilai kedua setelah nilai agama yang sangat diperlukan setiap manusia.
“Jika generasi kita sejak kecil sudah dibiasakan dengan nilai budaya, Insyaallah mereka punya pedoman hidup yang sangat bagus. Di dalam masyarakat Melayu budaya sudah dikembangkan sejak anak masih balita, ada nyanyian lagu menguling adat Melayu, nyanyian dodoi, dodoi itu yang memiliki makna pengajaran untuk berbakti untuk bangsa dan bernegara,” kata Ketua Majelis Adat Budaya Melayu Kepri itu menjelaskan.
Ia mengatakan, tak mungkin seseorang berhasil dalam mendidik jika tidak mengerti nilai-nilai budaya dalam masyarakat. Untuk memasukkan nilai-nilai pendidikan harus melalui kebudayaan. Saat ini budaya lokal terus tergerus dengan kebudayaan asing, khusunya budaya barat sehingga banyak muda-mudi lupa jati diri (budaya sendiri).
“Oleh karena itu budaya harus dikembangkan lagi, muatan lokal di sekolah-sekolah wajib adanya. Implementasi pendidikan karakter yang dimasukkan nilai budaya kedalamnya sudah dilakukan di Kepulauan Riau, tapi perlu ditingkatkan lagi karena kedepannya tantangan akan semakin besar. Dan setiap generasi memiliki tantangan yang berbeda-beda” ujarnya.
Dalam dialog itu ia menjelaskan bahwa bangsa Indonesia menjadi kuat karena nilai budaya. Sila pertama hingga kelima dari Pancasila berdasarkan nilai budaya Indonesia.
“Baca Gurindam 12 maknanya sama dengan Pancasila, baca karya-karya lama penulis Jawa maka maknanya Pancasila, itu namanya nilai karakter,” ucapnya.
Ia melanjutkan negara Indonesia merupakan negara dengan suku dan bahasa terbanyak di dunia, tetapi mampu bersatu.
“Tak mudah itu hal tersebut menjadi kebanggan bagi kita. Bahasa Indonesia dikembangkan dari bahasa yang dibina di Pulau Penyengat, hal ini hanya terjadi di Indonesia, kita harus bangga,” ujar Prof. Abdul Malik. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News