Proyek Drone Militer MALE ‘Elang Hitam’ RI Dihentikan Tanpa Alasan Jelas

Ini dia rupa drone MALE Elang Hitam yang sudah dibangun Indonesia. (Foto:BRIN)

JAKARTA – Pupus sudah cita-cita dan harapan Indonesia memiliki drone militer produksi dalam negeri MALE (Medium Altitude Long Endurance) bernama Elang Hitam.

Sebab Indonesia resmi menyatakan, bahwa proyek pengembangan drone kombatan (UCAV) MALE Elang Hitam untuk kebutuhan militer itu dihentikan.

Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengkonfirmasi, nantinya sumber daya dari proyek drone,akan dialihkan ke inisiatif sipil.

Padahal proyek drone kombatan asli bikinan Indonesia itu, merupakan salah satu ‘proyek strategis’ Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Kabar yang menguat, MALE Elang Hitam yang telah beredar sejak pertengahan 2022 akan ‘berisiko’ dilanjutkan sebagai proyek militer, dikutip dari janes.com.

Dengan pembatalan program UCAV MALE Elang Hitam, maka secara langsung menangguhkan ambisi nasional untuk mengembangkan drone MALE buatan dalam negeri dengan kemampuan militer.

Baca juga: Rusia Rancang Pesawat Tempur Generasi ke-6 Terbaru

Program PUNA MALE ini tepat untuk menjadi pilot project, karena bersifat strategis untuk melaksanakan pengamanan kedaulatan NKRI dan juga membangun kemandirian industri pertahanan.

Kemudian, program MALE Elang Hitam dibangun karena trend perekembangan teknologi global yang merupakan adalah alutsista yang mengandalkan teknologi sistem tak berawak,.

Teknologi MALE Elang Hitam Kombatan ini merupakan teknologi yang mengintegrasikan beberapa teknologi maju sekaligus, diataranya teknologi tak berawak, teknologi penginderaan dan (c) pengintaian jarak jauh, senjata dan ke depannya adalah implementasi teknologi kecerdasan buatan (kecerdasan artifisial).

Untuk mengembangkan program drone MALE Elang Hitam, Indonesia membentuk konsorsium swasta-publik Indonesia yang pertama kali didirikan pada tahun 2017.

Konsorsium tersebut terdiri dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RU, TNI AU, PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca juga: Pilot Tempur F-16 AU Amerika Serikat Tewas Gegara Komponen Palsu