TANJUNGPINANG – Proyek pembangunan pengendalian banjir atau Polder Sri Katon yang menelan anggaran Rp37.190.160.000 menimbulkan keresahan bagi warga RT02/RW07, Kampung Poerwodadi, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) di tempat tinggalnya.
Pasalnya, warga terdampak akibat proyek yang dikerjakan kontraktor pelaksana PT Bangun Cipta-Nurfita Karya, KSO, dan konsultan supervisi PT Globetek Glory Konsultan.
Seperti dialami Sulasmi, dinding rumahnya pada retak, seperti bagian dapur dan lainnya. Keretakan dinding rumah itu diduga akibat pengerjaan penanaman tiang pancang beton di proyek tersebut.
“Dinding rumah saya retak sejak ada pekerjaan tiang beton atau paku bumi proyek itu,” kata Sulasmi saat dijumpai di rumahnya berada di Kampung Poerwodadi, Jumat 2 Juli 2024.
Atas kondisi itu, dirinya sudah menyampaikan keluhan ke dalam grup WhatsApp (WA). Namun, keluhannya tidak ditanggapi oleh perwakilan proyek berada di dalam grup WA..”Tidak ada jawaban,” ucap dia.
Ia berharap pihak proyek bertanggung jawab atas dinding rumah miliknya retak. “Kita kumpul uang sedikit untuk bangun rumah, belum selesai sudah retak,” sebut dia.
Terpisah, Humas Pembangunan Pengendalian Banjir Sri Katon, Indra menyebutkan, pihaknya tidak mengabaikan keluhan warga setempat yang terdampak pada pembangunan tersebut.
Seperti keluhan pohon buah milik warga yang sudah mati, pelaku usaha pembuat rengginang berhenti beroperasi, dan dinding rumah warga retak.
Untuk diketahui, kata dia, pengerjaan pembangunan pengendalian banjir Sri Katon merupakan proyek pemerintah, dan mengatasi banjir yang sudah pernah dirasakan warga setempat.
“Ini proyek pemerintah tidak ada kompensasi buat warga. Bukan proyek untuk bisnis,” ucap dia.
Terkait keluhan warga itu, ia akan menyampaikan ke direksi. “Kita akan bahas ke direksi, apa solusinya (dinding rumah warga retak). Tetap ada ganti ruginya (dinding rumah warga retak),” ucapnya.
Baca juga: Usaha Rengginang Berhenti Produksi Gegara Debu Proyek Polder Sri Katon Tanjungpinang
Terkait dampak dari debu, lanjut dia, pihaknya selalu menyiram di lokasi yang dilintasi kendaraan pengangkut tanah dan alat berat. Sebab, pihaknya menyediakan mobil tangki untuk menyiram jalan. “Kalau rengginang bisa ditutup pakai terpal biar tidak kena debu,” ujarnya.
Ia berpesan kepada warga yang dinding rumahnya retak terdampak dari pembangunan tersebut, segera memberitahu dan melaporkan ke pihaknya.
“Nanti, kita data rumah warga yang dindingnya retak,” sebut dia. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News