BATAM – PT Air Batam Hilir (ABH) terus memperkuat kapasitas pengelolaan air di Batam guna memastikan pasokan untuk kebutuhan masyarakat tetap lancar.
Menurut Humas PT ABH, Ginda Alamsyah, saat ini terdapat enam Instalasi Pengelolaan Air (IPA) yang beroperasi di Batam, dengan kapasitas total distribusi mencapai 4000 liter per detik (LPS).
Keenam instalasi tersebut adalah IPA Sei Ladi dengan kapasitas 240 LPS, Sei Harapan 230 LPS, Muka Kuning 600 LPS, Nongsa 60 LPS, Duriangkang 2.200 LPS, dan IPA Piayu 3.000 LPS.
“Dari enam instalasi tersebut, IPA Piayu menjadi yang terbesar. Karena mampu mengelola 3.000 LPS,” ujar Ginda.
Peningkatan kapasitas juga dilakukan dengan menambah pembangunan IPA Muka Kuning 2, yang memiliki kapasitas 350 LPS.
Ginda juga menjelaskan bahwa seluruh air baku di Batam bersumber dari waduk yang menampung air hujan. Mengingat Batam tidak memiliki sumber air alami. Air baku diolah di IPA dan didistribusikan sebagai air bersih bagi masyarakat.
Selain itu, untuk mengantisipasi ancaman krisis air di masa mendatang, lanjut Ginda, pemerintah membangun dua instalasi tambahan, yaitu IPA Duriangkang 5 dan IPA Tembesi, yang memiliki kapasitas gabungan sebesar 730 LPS.
“Dengan adanya tambahan IPA, kapasitas distribusi di Batam akan meningkat menjadi 4.730 LPS. Diharapkan tambahan kapasitas ini bisa mengatasi potensi krisis air di masa depan,” ungkap Ganda.
Sementara itu, terkait proyek pembangunan Estuari Dam di Teluk Bintan dan Busung di Pulau Bintan yang dikabarkan akan menyuplai air ke Batam, Ganda menyatakan bahwa PT Air Batam Hilir hanya menangani pasokan di wilayah Batam.
“Kami hanya bisa memberikan keterangan mengenai pengelolaan air di Batam, untuk proyek tersebut, silakan merujuk kepada orang yang lebih tepat,” tutupnya.