BATAM – Buku Rempang Antologi Pantun Penyair ASEAN, Pulau Luka Puak Melayu yang ditulis puluhan penyair dari tiga negara yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia akan beredar di tengah masyarakat.
Penerbitan antologi ini sempat tertunda pada 2023 lalu, karena Pengajar UIN sekaligus pendiri Klinik Pantun Nusantara Medan Prof Umar Zein selaku penggagasnya meninggal dunia.
Selain Prof Umar Zein buku ini juga digagas oleh sastrawan S. Satya Dharma. Selain itu pada bagian pengantar buku tersebut, ditulis langsung oleh Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Kepri, Prof Abdul Malik.
Prof Abdul Malik mengatakan, buku yang berisi 500 bait pantun itu ditulis untuk mengingat perjuangan masyarakat Rempang mempertahankan kampung mereka saat konflik agraria yang terjadi pada 2023 kemarin.
“Para penulis buku ini menulisnya dalam pantun, bukan narasi biasa. Itu istimewanya buku tersebut,” ungkapnya, Selasa 21 Mei 2024.
Sementara itu, anak dari penggagas buku yang terdiri dari 121 halaman tersebut, Yuzika Hizani mengatakan, buku tersebut sebenarnya akan diterbitkan di akhir tahun 2023. Namun, harus ditunda karena ayahnya, Prof Umar Zein meninggal dunia.
“Buku itu berangkat atas kepedulian ayah saya terhadap konflik agraria di Rempang waktu itu, jadi dia mengumpulkan pantun dari berbagai, penulis, penyair dan seniman dari berbagai daerah,” ungkapnya
“Banyak rencana sebenarnya termasuk launching buku tersebut,” sambung ASN di lingkungan Kemenkumham Kota Medan itu.
Baca juga: Tumbuhkan Minat Baca Anak Suku Asli, Polsek Meral Karimun Bagikan Buku Bacaan
Sementara itu, karena belum tersedia di toko buku, saat ini untuk mendapatkan buku kumpulan pantun dari puluhan penyair tersebut peminat dapat menghubungi dirinya melalui handphone di nomor +62 853-6202-4030. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News