Pusat Data Nasional Diserang Hacker, Imbas Indonesia Perangi Situs Judol?

Tips Bikin Password yang Aman untuk Jaga Data Pribadi
Ilustrasi - Peretas. Foto: Shutterstock

JAKARTA – Berhembus kabar disanderanya pusat data nasional sementara (PDNS) 2 di Surabaya hingga melumpuhkan ratusan layanan publik termasuk imigrasi, dikaitkan dengan pemerintah kini tengah memerangi praktik judi online (Judol) di Tanah Air.

Serangan hacker terhadap PDNS 2 disebut-sebut imbas dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan pemutusan jalur internet yang diduga berkaitan dengan akses judi online ke Kamboja serta Kota Davao di Filipina.

Apakah kedua hal itu berkaitan?o

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyebutkan, tidak ada indikasi keterkaitan antara serangan ransomware PDNS 2 dengan langkah pemerintah menutup akses internet di Filipina dan Kamboja untuk penanganan judi online.

“Indikasi itu belum kelihatan ke sana, jadi memang saat ini tim forensik lagi bekerja, jadi kita akan mendetailkan sampai ketemunyasejauhmana,” ujar Semuel Abrijani di kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6).

PDNS 2 mengalami gangguan sejak Kamis 20 Juni. Beberapa layanan publik termasuk imigrasi, lumpuh dan mulai berangsur pulih.

Semuel mengatakan, ada 210 instansi terdampak serangan ransomware tersebut, baik di pusat maupun di daerah.

Tanpa memberi rincian 210 instansi yang terdampak itu, namun Semuel mengklaim sejumlah layanan saat ini sudah mulai pulih.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Siber dan Sandi negara (BSSN) Hinsa Siburian menyebutkan gangguan ini merupakan ulah serangan siber dalam bentuk Brain Cipher ransomware.

“Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari ransomware Lockbit 3.0,” tutur Hinsa.

Bahkan sebelumnya, Hinda membenarkan bahwa PDNS 2 disandera oleh hacker dengan meminta uang tebusan senilai 8 juta USD atau setara Rp131 miliar.

Kemudian Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha jauh hari sudah menduga PDN terkena serangan siber dengan metode ransomware, atau peretasan yang diikuti dengan pemerasan.

LockBit 3.0 sendiri diketahui merupakan kelompok kejahatan siber yang terorganisasi, dan serangan ransomware yang dilakukan memiliki motivasi uang.

Palo Alto Networks, perusahaan keamanan siber juga menyebutkan kelompok ini menjadi yang paling dominan secara global termasuk di Asia Pasifik, untuk modus ransomware.