JAKARTA – Qatar dikabarkan tengah melakukan persiapan untuk mengirimkan 12 jet tempur Mirage 2000-5 ke Indonesia menggunakan pesawat transport Antonov-124 Ruslan.
Penjualan jet tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara Qatar tersebut, telah mendapatkan persetujuan dari pihak otoritas Prancis.
Seperti yang diwartakan alert5, bahwa pengalihan jet tempur Mirage armada Qatar itu difasilitasi oleh Defense Conseil International (DCI). DCI merupakan perusahaan swasta milik Prancis yang berbasis di Qatar.
E-Systems Solutions, sebuah perusahaan berbasis di Dubai yang dimiliki seorang pengusaha Prancis dan mantan perwira Angkatan Udara Prancis bernama Habib Boukharouba, memainkan peran penting atas kesepakatan antara Qatar dan Indonesia.
Boukharouba, setelah pensiun dari dinas kemudian mendirikan bisnis yang sukses di Dubai yang berspesialisasi dalam menjual dan mencarter pesawat kargo.
Selama dekade terakhir, perusahaan telah beroperasi di negara-negara kawasan Teluk dan Afrika memperoleh pengalaman berharga di lapangan.
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subiano mitra bisnis Habib Boukharouba, menghadirkan keahliannya dalam peperangan elektronik.
Baca juga: Panglima TNI Kunker ke UEA dan Melihat Mirage 2000-9, Ini Komentar Netizen
Habib Boukharouba menjaga hubungan dekat dengan pemerintah Indonesia, berkontribusi pada kolaborasi yang diperlukan untuk keberhasilan implementasi kesepakatan.
Excalibur International, sebuah perusahaan Ceko yang terkenal dengan perdagangan dan ekspor, melakukan negosiasi rahasia terkait dengan aspek keuangan dari transaksi tersebut.
Sementara keterlibatan mereka tetap rahasia, mereka memainkan peran penting dalam menyelesaikan kesepakatan Mirage untuk Indonesia..
Keputusan untuk mengakuisisi jet tempur Mirage dari Qatar didorong oleh tujuan Indonesia untuk mengatasi kesenjangan operasional akibat penuaan pesawat tempur Su-27 dan Su-30 di armada mereka.
Meskipun Angkatan Udara Indonesia pada awalnya tidak menyatakan minat khusus pada jet tempur Qatar, negosiasi yang difasilitasi oleh Prabowo Subiano, menghasilkan keputusan akhir untuk mengejar kesepakatan tersebut.