JAKARTA – Arab Saudi akan menggelar pertemuan penting dengan negara-negara sekutu arab untuk membahas rancangan gagasan untuk masa depan warga Jalur Gaza, Palestina.
Rancangan itu bentuk perlawanan terhadap ambisi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang berencana mencaplok Gaza hingga merelokasi warga Palestina ke negara lain.
Melansir Reuters, Jumat 14 Februari 2025, Arab Saudi akan membahas rancangan itu di Riyadh bulan ini. Sejumlah negara yang akan hadir, termasuk Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab (UEA), serta perwakilan Palestina.
“Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, dan perwakilan Palestina akan meninjau dan membahas rencana tersebut di Riyadh sebelum dipresentasikan pada pertemuan puncak Arab yang dijadwalkan pada 27 Februari,” kata sumber pemerintah Arab.
Selain itu, sumber di pemerintah Arab juga mengatakan, setidaknya empat proposal telah dirancang untuk masa depan Gaza, tetapi proposal Mesir sekarang muncul sebagai inti dari dorongan Arab untuk alternatif terhadap gagasan Trump.
Proposal mungkin melibatkan dana rekonstruksi yang dipimpin Teluk, dan kesepakatan untuk menyingkirkan Hamas, menurut narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
Usulan Mesir terbaru melibatkan pembentukan komite nasional Palestina untuk memerintah Gaza tanpa keterlibatan Hamas, partisipasi internasional dalam rekonstruksi tanpa menggusur warga Palestina ke luar negeri, dan gerakan menuju solusi dua negara, kata sumber keamanan Mesir.
Peran Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) tampaknya menjadi kunci dalam rencana tersebut.
“Kami memberi tahu Amerika bahwa kami memiliki rencana yang berhasil. Pertemuan kami dengan MBS akan menjadi penting. Dia yang memimpin,” kata seorang pejabat Yordania.
Putra mahkota memiliki hubungan yang hangat dengan pemerintahan Trump pertama, dan semakin menjadi pusat hubungan Arab dengan Amerika Serikat selama era Trump yang baru.
Telah lama menjadi mitra regional utama bagi AS, putra mahkota memperluas hubungan Arab Saudi melalui bisnis dan politik kekuatan global.
Arab Saudi akan mengadakan konferensi di Miami bulan ini, yang menurut Reuters akan dihadiri Trump. Riyadh juga diharapkan menjadi tuan rumah pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, untuk mencoba mengakhiri perang Ukraina.
Sebelumnya Arab Saudi dan sekutu Arab terkejut dengan rencana Donald Trump untuk ‘membersihkan’ warga Palestina dari Gaza dan memukimkan mereka di Yordania dan Mesir. Gagasan itu langsung ditolak oleh Kairo dan Amman.
Arab Saudi kecewa dengan rencana Trump, dan semakin parah karena rencana tersebut akan membatalkan tuntutan kerajaan, untuk jalur yang jelas menuju negara Palestina sebagai syarat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Hal ini juga akan membuka jalan bagi pakta militer ambisius antara Riyadh dan Washington, yang akan memperkuat pertahanan kerajaan terhadap Iran.