Rektor: Perilaku Seks Menyimpang “Penyakit” Menular

Tanjungpinang, ulasan.co – Perilaku seks menyimpang merupakan “penyakit” yang menular, yang intensitasnya tergantung pada kondisi, kata Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Prof Syafsir Akhlus.

“Karena ini dianggap banyak pihak sebagai ‘penyakit’, maka perlu diobati secara serius,” ujarnya di Tanjungpinang, Kamis (15/8).

Pernyataan Akhlus itu menanggapi permasalahan perilaku seks menyimpang yang melibatkan guru dan siswa, yang baru-baru ini terungkap.

Menurut dia, kesalahan terbesar bukan dilakukan oleh penderita homoseksual, melainkan orang-orang di sekelilingnya. Pembiaran terhadap perilaku seks penyimpang merupakan perbuatan yang tidak baik.

“Kami menyayangkan peristiwa itu terjadi, dan berharap tidak terulang lagi,” katanya, yang juga Sekretaris Majelis Rektor PTN Indonesia.

Akhlus yang juga mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedubes Indonesia di Paris,
mengatakan seluruh elemen masyarakat, termasuk pihak kampus memiliki tanggung jawab dalam menanggulangi perilaku seks menyimpang tersebut. Pembiaran terhadap “penyakit” itu dapat dikategorikan sebagai perbuatan jahat terhadap sesama manusia.

“Kita harus menanamkan pada diri orang yang diduga atau terbukti melakukan seks menyimpang bahwa perilaku itu adalah seperti penyakit yang harus diobati. Doktrin yang disampaikan harus secara terus-menerus hingga muncul kesadaran dari diri sendiri,” katanya.

Di kampus, kata dia peran penasehat akademik dan dosen sangat besar dalam mengubah sikap mahasiswa yang diduga tidak normal. Mahasiswa atau siapapun yang berperilaku menyimpang tidak seharusnya dirundung, dan dihina.

Mereka juga tidak boleh dibiarkan, melainkan harus mengetahui bahwa orang-orang yang berperilaku menyimpang melanggar norma-norma agama dan adat.

“Tidak boleh ada yang seolah-olah membenarkan perilaku itu,” tegasnya.

Kampus tidak mungkin menolak atau memberhentikan mahasiswa yang diduga berperilaku menyimpang. Kampus tidak memiliki landasan hukum untuk melakukan hal itu.

“Mereka ada orang-orang yang perlu diperbaiki, diberi kesadaran, pengetahuan yang maksimal,” katanya.

Di Tanjungpinang baru-baru ini terungkap kasus oknum guru dan siswanya melakukan perbuatan seks menyimpang. PD, oknum guru itu saat ini ditahan di Polres Tanjungpinang.

“Saya sudah lebih belasan kali berhubungan seks dengan siswa saya itu sejak November 2018-Mei 2019,” kata PD.

Perilaku seks menyimpang di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau merajalela sehingga harus diatasi secara serius, kata Direktur Ekskutif LSM Sirih Besar, Sofiar Fauzi.

“Kasus oknum guru dan siswa yang melakukan hubungan sesama jenis adalah satu dari sekian banyak perilaku menyimpang lainnya yang belum terungkap,” katanya.

Sofi mengemukakan kasus pemuda berperilaku seks menyimpang itu bukan pertama kali terjadi di Tanjungpinang. Kasus seperti itu beberapa kali terjadi di Tanjungpinang.

“Dalam sejumlah kasus yang kami tangani, korban potensial menjadi pelaku,” ucapnya.

Di luar rumah, di tempat yang tertutup, terdapat aktivitas yang menyimpang. Mereka memiliki komunitas gay, meski dalam mencari mangsa dilakukan sendiri-sendiri.

“Untuk menembus ini sangat sulit, karena sangat rapi,” katanya.

Ia mengatakan perilaku seks menyimpang harus mendapat perhatian bersama, terutama dari pihak keluarga. Satu-satunya jalan untuk membentengi anak dari perilaku menyimpang yakni memperkuat iman dan taqwa anak tersebut.

Orang tua harus lebih memperhatikan anak-anaknya, dan dapat memberi contoh yang baik.

“Perkuat nilai-nilai agama dalam lingkungan keluarga, satu-satunya jalan untuk membentengi anak-anak dari perilaku seks menyimpang dan penyakit masyarakat lainnya,” tuturnya.