IndexU-TV

RI Kalah dari Cina Soal Hilirisasi Rumput Laut Hingga Kerupuk Ikan

Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Istimewa/ tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden).

JAKARTA – Setelah hilirisasi sumber daya alam (SDA) tambang, giliran hasil kelautan dan perikanan di Indonesia menjadi sorotan penting Presiden RI Joko Widodo.

Hal itu disampaikan saat membuka Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan tahun 2023, Senin (6/2). Jokowi pun membandingkan Indonesia yang justru kalah dengan China.

“Indonesia yang 2/3 adalah lautan dan samudra menyimpan kekayaan bernilai tambah justru kalah dengan RRC,” ujar Jokowi.

Menurutnya, Indonesia memiliki SDA laut yang cukup memberi nilai tambah besar, namun potensinya masih sangat rendah. Jokowi mendorong pihak-pihak terkait untuk segera hilirisasi kekayaan alam yang melimpah ini.

“Jangan lupa yang namanya sumber daya alam laut kita ini akan memberikan nilai tambah besar kalau kita juga hilirkan. Ingat bahwa 2/3 Indonesia ini adalah air, laut, samudera. Luas lautan kita 3,2 juta km, besar sekali. Potensinya belum kita apa-apakan,” kata Jokowi.

“Saya berikan contoh, misalnya rumput laut. Indonesia itu eksportir nomor 1 tapi bahan mentah. Ekspor mentahan saja. Kalau RRT itu importir nomor 1 rumput laut. Dia tidak produsen rumput laut,” tambahnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menyoroti kinerja industri kelautan dan perikanan Indonesia. Presiden bahkan meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung upaya hilirisasi sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Tidak hanya soal SDA rumput laut, Jokowi pun menjabarkan, soal hilirisasi kelautan dan perikanan. Padahal, Indonesia merupakan eksportir ikan tuna, tongkol, dan cakalang terbesar.

“Coba dilihat yang namanya ikan tuna, tongkol, cakalang. Indonesia eksportir nomor 1 dunia, tuna, tongkol, cakalang segar. Tapi, sekaligus importir tepung ikan nomor 1,” ujarnya.

“Lucu, sudah dorong keluar kemudian kita impor lagi tepung ikan. Apa nggak bisa sih kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita jadi tepung ikan? Sesulit apa?,” tanya Jokowi.

Jika Indonesia belum mampu, ia memberi solusi bisa menggandeng mitra dari luar. “Jangan ragu-ragu masuk ke sana,” katanya.

“RRT (China) importir nomor 2 ikan tuna, cakalang, dan tongkol, tapi bisa menjadi eksportir nomor 4 tepung ikan,” tukasnya.

Padahal, kata Jokowi, hilirisasi SDA kelautan dan perikanan bisa menghasilkan nilai tambah berlipat-lipat.

“Kalau semua dihilirisasikan dalam negeri ini, melompatlah PDB kita,” pungkas Jokowi.

baca juga : Ini Alasan Jokowi Stop Ekspor Mentah Bauksit dan Timah

 

Exit mobile version