Rudy Chua: Banyak Masyarakat Mengadu Susah Dapat Pelayanan Kesehatan di Tanjungpinang

Anggota DPRD Provinsi Kepri Rudy Chua. (Sumber: Kepriprov.go.id)

Tanjungpinang – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rudy Chua mengungkapkan, hampir setiap malam mendapat pengaduan masyarakat Kota Tanjungpinang yang sulit mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit karena mengalami penuh merawat pasien COVID-19.

“Pasien harus berkeliling dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain, mereka tidak tahu mengadu kemana. Masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan, apakah itu pasien COVID-19 atau non COVID-19,” kata Rudy Chua kepada Ulasan.co, Minggu (11/07).

Bahkan, kata Rudy Chua, ada salah satu pasien disuruh pulang oleh pihak rumah sakit, karena ada pasien lainnya yang sangat membutuhkan pertolongan medis. Tentunya, kondisi ini sangat memprihatinkan dan perlu disikapi pemerintah.

Sebab, kata legislator partai Hanura itu, Tanjungpinang hanya memiliki tiga rumah sakit, apabila ketiga rumah sakit itu penuh, kemana masyarakat harus mendapatkan pelayanan kesehatan.

Menurutnya, apabila rumah sakit di Tanjungpinang tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan ke masyarakat lagi, maka bisa dikatakan ada kegagalan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan.

“Ini sudah urgent, harus disikapi segera, kita mengerti saat ini semuanya bertaruh menghadapi pandemi. Tapi kita jangan menghilangkan pelayanan dasar ke masyarakat,” tegasnya.

Ia menyarankan pemerintah perlu kiranya merekrut mahasiswa kesehatan yang dalam pelatihan atau proses belajar untuk membantu pihak rumah sakit menangani bidang non medis.

Selain itu, pemerintah harus mempersiapkan tenaga medis cadangan guna antisipasi kondisi pandemi lebih buruk kedepannya.

“Kita berharap tidak terjadi, tapi ini perlu diantisipasi, sampai berapa jauh kita mengontrol bisa mengontrol kondisi ini, kita ambil saja kondisi terburuk, kan kita sudah siap,” ucapnya.

Rudy Chua menyampaikan, bahwa saat ini pihak rumah sakit telah menambah tempat tidur pasien, namun yang menjadi kendala adalah tenaga kesehatan, karena sebagian tenaga kesehatan saat ini sudah kelelahan dan terpapar COVID-19.

Selain itu, Ia menyarankan, pemerintah perlu segera membentuk call center layanan kesehatan terpadu, sehingga masyarakat dapat mengetahui rumah sakit mana yang mengalami kosong dan siap melayani pasien.

“Jadi masyarakat perlu lagi keliling, mereka cukup menghubungi call center itu,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui penambahan kasus COVID-19 dan angka kematian di Tanjungpinang kian bertambah. Berdasarkan data, jumlah kasus di Tanjungpinang tercatat sebanyak 5.918 kasus, terdiri kasus aktif 1.485 orang, meninggal dunia 148 orang dan sembuh 4.285 pasien.

Pewarta: Afriadi
Redaktur: Albet