Sampel PCR Warga yang Diduga Hilang, Ini Tanggapan Kepala Laboratorium RSUD Tanjungpinang

RSUD Tanjungpinang (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Tanjungpinang – Manajemen RSUD Kota Tanjungpinang angkat bicara terkait sampel tes swab PCR salah satu pasien atas nama Paska Adriyanto yang diduga hilang.

Kepala Laboratorium RSUD Kota Tanjungpinang, Novida Dwi Astuti menjelaskan, sampel atas nama Paska Adriyanto diterima oleh Laboratorium RSUD Kota Tanjungpinang pada Selasa (03/08)lalu. Kemudian, pihaknya melakukan pemeriksaan PCR pada Rabu (04/08).

“Kita sekali running itu banyak, bisa puluhan sampel. Tapi, pada pasien Paska itu tidak keluar hasilnya, ada kode error 4458,” ungkapnya, Rabu (18/08).

“Ini artinya, ada inhibitor di dalam sampelnya yang membuat alat tidak bisa mendeteksi hasilnya. Biasanya, dikarenakan sampelnya itu terlalu banyak lendir,” tambah Novi.

Menurut Novi, proses pemeriksaan PCR terdiri dari beberapa tahapan panjang sampai dengan keluar hasil, terdiri dari unboxing/preparasi sampel, pelabelan identitas sampel, preoarasi reagen, pippeting sampel, ektraksi DNA, master mix hasil ekstraksi dan amplifikasi/pembacaan DNA, dan total lamanya proses-proses tersebut sampai dengan keluarnya hasil sekitar 7 jam.

Baca juga: Sampel PCR Diduga Hilang, Warga Tanjungpinang Curiga Ada Oknum ‘Bermain’

Dalam satu kali pengujian, pihaknya melakukan memeriksa tidak satu persatu sampel melainkan sekaligus dengan minimal 22 sampel, maksimum 94 sampel dalam 1 kali pemeriksaan. Lalu, untuk mengetahui ada tidaknya sampel yang harus diulang pemeriksaannya pun di akhir proses amplifikasi.

Novi mengatakan, pada kasus sampel dengan kode error tersebut, prosedur yang harus dilakukan ialah pemeriksaan ulang dengan sampel yang sama dengan perlakuan khusus untuk menyingkirkan faktor inhibitor di sampelnya dengan tujuan agar alat PCR dapat mendeteksi target gene utama virus sars cov2 nya.

“Lalu, dilakukan pemeriksaan ulang sampel tersebut pada tanggal 5 Agustus 2021, namun hasilnya tidak keluar lagi, dengan kode error 4458,” tuturnya.

Dengan kode seperti itu, kemudian diperlakukan khusus lagi untuk menyingkirkan faktor inhibitor tadi, lalu dilakukan pemeriksaan ulang sampel pasien Paska pada 6 Agustus. Hasilnya pun kembali keluar dengan kode error 4458.

“Padahal, proses pemeriksaan sampel tersebut, sudah ada perlakuan lebih baik lagi agar layak running. Ternyata, setelah dilakukan 3 kali running, sampel Paska ini tidak keluar lagi,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *