Sandiaga Uno Harap Endek Bali Populer di Dunia

Sandiaga Uno Harap Endek Bali Populer di Dunia
Pedagang melayani pembeli kain tenun Endek Bali di Denpasar, Bali, Senin (22/2/2021). Penjualan kain tenun Endek meningkat hingga 70 persen menjelang pemberlakuan Surat Edaran Gubernur Bali No. 04 Tahun 2021 mulai Selasa (23/2) yang salah satunya berisi imbauan penggunaan busana berbahan kain tenun Endek Bali atau kain tenun tradisional Bali dalam berbagai aktivitas setiap hari Selasa. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap kain tenun Endek Bali kian populer di dunia.

Sadiaga berharap promosi endek Bali dapat meluas setelah dijadikan suvenir atau buah tangan khusus bagi delegasi pada penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Menparekraf Sandiaga menyampaikan, endek merupakan kain tenun yang berasal dari Bali yang memiliki ciri khas khusus dari lewat, corak, dan warna alam yang digunakan.

“Endek Bali ramah lingkungan sesuai dengan implementasi pariwisata berkonsep berkelanjutan. Kita harapkan endek Bali ini bisa mendunia melalui penyelenggaraan GPDRR 2022 ini, sehingga bisa berdampak baik pada kebangkitan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pembuka peluang usaha,” ujar Menparekraf dalam keterangannya, Sabtu (28/05).

Sandiaga menyampaikan endek Bali yang digunakan sebagai buah tangan untuk delegasi GPDRR ini diinovasikan dalam bentuk tas gail khas Bali, dan juga masker.

“Inovasi produk ekonomi kreatif inilah sebagai contoh bentuk kesiapan Indonesia dalam menyambut tatanan ekonomi baru. Inovasi produk ekraf seperti ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia sanggup memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi global yang mengedepankan konsep keberlanjutan,” ujar Sandiaga.

Baca juga: Baru Pertama Kali Datang, Sandiaga Uno Ngaku Terkesima Lihat Pulau Penyengat

Pewarnaan endek ini berbahan alami yang lebih aman terhadap kulit yang sensitif, dan lebih ramah lingkungan, yang di mana pewarna alami ini diekstrak dari tumbuh-tumbuhan.

Seperti untuk membuat warna cokelat pastel, bahan yang digunakan adalah ekstrak kulit akar mengkudu dan kraras atau daun pisang kering.

Konsep resiliensi keberlanjutan di sektor pariwisata ini sendiri menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk masa mendatang dalam menghadapi risiko bencana. (*)