TANJUNGPINANG – Kebutuhan santan kelapa mulai langka dalam sebulan terakhir di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Kelangkaan itu memicu kenaikan harga cukup drastis.
Kelangkaan santan itu diketahui karena stok kelapa yang berkurang masuk ke Tanjungpinang. Biasanya kelapa didatangkan dari Natuna dan Lingga, serta Pulau Tujuh.
Kondisi itu membuat pedagang santan mengeluh, karena harga kelapa turut naik. Biasanya harga kelapa per buah kisaran Rp3.000 – Rp4.000 kini naik sampai Rp7.000 – Rp8.000 per kelapa. Untuk santan yang biasa Rp18.000 per kg kini naik menjadi Rp30.000.
Jay pedagang kelapa mengatakan, biasanya menyetok buah kelapa perharinya 250 buah. Tetapi dengan harga sedang tinggi hanya menyetok 100-150 buah kelapa per hari. “Saya pun tak berani beli kelapa banyak-banyak kalau harga tinggi begini karena kalau saya ambil banyak tak habis besok, besoknya harga sudah stabil saya rugi,” kata Jay di Pasar Bintan Centre, Jl. DI Panjaitan, Tanjungpinang, Sabtu 7 Desember 2024.
Kendati harga santan sedang tinggi, Jay mengatakan, tetap banyak konsumen yang mencari santan atau pun kelapa. Hal dikarenakan untuk kebutuhan berjualan makanan yang menggunakan bahan dasar santan, sertanorang yang mau mengadakan pesta untuk kebutuhan memasak rendang.
“Kalau yang beli tetap ada seperti orang jualan makanan, terus juga untuk orang pesta harus ada santan untuk rendangnya. Tapi kalau untuk makan sendiri, dikonsumsi sendiri masih bisa ditahan lah tapi kalau yang memang perlu mau tak mau harus beli,” ujarnya.
Jay mengatakan kabar yang beredar mengatakan alasan harga kelapa naik dikarenakan buah kelapa di beli oleh orang luar negeri dengan harga yang tinggi sehingga stok untuk penduduk lokal menipis.
“Kabarnya kelapanya dikirim ke Cina tapi menggunakan kapal Kalimantan, nanti dari Kalimantan baru dibawa ke Cina,” ujarnya.
Jay sebagai penjual bumbu masakan dan santan berharap agar pemerintah bisa mengatasi masalah ini supaya harga kelapa bisa stabil lagi.
“Harapannya minta tolong ke pemerintah ini diuruslah supaya harganya bisa stabil lagi” ujar Jay.
Baca juga: Harga Sayur Meroket di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang, Naik hingga 200 Persen
Kondisi itu dikeluhkan warga, salah satunya Butet penjual makanan. Ia menuturkan, harga santan dan kelapa yang tinggi ini membuat pedagang berjualan menggunakan bahan dasar santan kebingungan. Hingga menggunakan kelapa hibrida sebagai pengganti kelapa yang biasanya digunakan.
“Kawan-kawan saya sudah pada bingung yang sesama penjual makanan. Biasanya tak laku itu kelapa hibrida, saya ada tanam untuk hiasan saja. Sekarang kawan-kawan saya sering tanya ada tak kelapa hibrida untuk bahan buat makanan. Kalau lagi ada buahnya saya bagi-bagi ke kawan juga,” ujarnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News