BINTAN – Seluruh santri di Pondok Pesantren Al Ihsan, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) meluncurkan buku ‘Kumpulan Santri Berpantun’ di Pondok Pesantren Al Ihsan, kemarin.
Acara tersebut dibuka langsung, Kepala Kementerian Agama Bintan Erman Zarudin, dengan simbolis membuka tirai tanda diluncurkannya buku Kumpulan Pantun Santri itu.
Peluncuran buku tersebut dihadiri juga oleh Ketua Komite Sekolah Al Ihsan, Robby Patria dan pengurus serta wali santri.
Sebelum diluncurkan, pihak Pondok Al Ihsan melakukan bedah buku yang dilakukan oleh Erman dan Robby Patria yang belasan kali memenangkan perlombaan jurnalistik tingkat nasional, regional dan lokal itu.
Pimpinan Pondok Al Ihsan, Rumihin menyebutkan, seluruh pantun dalam buku setebal 100 halaman itu dibuat langsung oleh santri-santri Al Ihsan.
“Ini hasil karya santri. Semoga bermanfaat buku tersebut, ” ujar Rumihin kepada Ulasan.co, Rabu (11/4).
Sedangkan, menurut Kemenag Bintan, Erman Zarudin mengucapkan selamat kepada santri Al Ihsan yang berhasil menerbitkan buku kumpulan pantun santri.
“Kita dorong terus untuk melestarikan budaya literasi dan menulis di kalangan santri,” kata Erman, ketika membedah buku disebutnya sudah bagus.
“Terus tingkatkan kualitas pantun dari waktu ke waktu supaya kian menarik. Pantun ini sudah diakui UNESCO sebagai kekayaan budaya non benda yang diusulkan Indonesia dan Malaysia,” tambah Erman.
Ketua Komite Sekolah Al Ihsan, Robby Patria pun senang anak-anak santri sudah kreatif berpikir dan menulis menjadi kumpulan buku pantun. Ini patut ditiru sekolah lain.
“Mayoritas pantun di dalam buku ini adalah jenis pantun nasihat, agar anak menjadi berguna bagi bangsa dan negara, ” ujar Robby.
Robby mendorong, agar pesantren setiap tahun menerbitkan karya sastra sebagai sarana kreativitas santri.
“Jika tahun ini pantun, tahun depan bica cerpen atau puisi. Sehingga santri menjadi bersemangat berkarya,” harapnya.
Melvin, sebagai ustaz di Pondok Al Ihsan berusaha mendorong santri terus menerbitkan karya sastra mereka. “Pantun ini kan budaya Melayu yang harus kita lestarikan, ” sebutnya.
Baca juga: Tren Pernikahan Dini di Bintan Meningkat Sejak 2019