SAR Indonesia-Malaysia (Malindo) Latihan Bersama di Perairan Bintan

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno (tengah) saat konferensi pers. (Foto: Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – SAR Malaysia dan Indonesia (Malindo) menggelar latihan gabungan di perairan bagian utara Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (21/09).

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno mengatakan, latihan SAR bersama ke-41 itu akan berlangsung hingga Kamis (22/09).

Menurutnya, kegiatan latihan SAR gabungan antar negara ini merupakan realisasi dari Letters of Aggrement (LoA) for The Provision of Search and Rescue Service Between Indonesia-Malaysia tahun 1985, dan Hasil Sidang Jawatan Kuasa Latihan Bersama (JKLB) Malindo ke-86 di Jakarta.

“Latihan SAR Bersama ini memiliki manfaat besar bagi kedua negara, dalam menjamin keselamatan di wilayah perbatasan, baik terhadap warga asing maupun terhadap warga negara Indonesia dan Malaysia,” ujar Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno di Pos SAR Batam, Rabu (21/09).

Mantan Danlantamal IV Tanjungpinang itu melanjutkan, kedua SAR mensimulasikan kecelakaan kapal di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Kapal itu disimulaikan yang mengangkut 15 orang penumpang. Tiga diantarnya berhasil dievakuasi, sementara sisanya hilang alias dalam pencarian.

Baca juga: Basarnas Tanjungpinang: Laporan Kapal PMI Karam di Malaysia Hoaks

“Sinyal darurat yang dipancarkan kapal tersebut diterima oleh Basarnas Command Center Indonesia dan MRCC Malaysia. Kedua negara berkordinasi, untuk pelaksanaan operasi SAR dengan menggerakan alut masing-masing negara,” lanjutnya.

Latihan SAR bersama ini dilaksanakan dalam bentuk Table Top Exercise (TTX), Tactical Floor Game (TFG) dan Field Training Exercise (FTX).

Untuk FTX dilaksanakan di wilayah perairan perbatasan Pulau Bintan dan Johor Bahru, dengan mengerahkan unsur laut dan udara dari kedua Negara.

Tim Indonesia mengerahkan KN SAR Purworejo milik Basarnas, KN Bubara TNI AL, KN Laksmana Polairud, KN Belut Laut BAKAMLA dan Helly Rescue 1522 Basarnas.

Ia menuturkan, kedua negara yang merupakan anggota ICAO dan IMO itu, memang wajib menyediakan pelayanan SAR terhadap kapal dan pesawat udara yang mengalami keadaan darurat atau distress di wilayah tanggung jawab SAR masing-masing tanpa ada wilayah blank area.

“Latihan ini diharapkan dapat lebih memantapkan lagi pelaksanaan operasi SAR apabila terjadi keadaan darurat diwilayah perbatasan,” lanjutnya.

Baca juga: 15 Personel Basarnas Natuna Ikuti Kompetensi Open Water Rescue