Satu Warga Bintan Meninggal Akibat DBD, 58 Orang Masih Dirawat

Kepala Dinkes Kabupaten Bintan, dr Gama AF Isnaeni. (Foto:Andri DS/Ulasan.co)

BINTAN – Seorang warga Tanjung Permai, Seri Kuala Lobam, Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) dilaporkan meninggal dunia karena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bintan, Kepri mencatat sudah 58 warga Bintan yang terserang penyakit DBD sepanjang Januari-Agustus 2022, yang tersebar di 10 wilayah kecamatan serta kelurahan se-Bintan.

Berdasarkan data Dinkes Bintan, di wilayah Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur yang paling banyak ditemukan kasus penyakit DBD.

Sebab, sudah ditemukan 22 orang yang terserang penyakit DBD. Kemudian, di susul 8 orang yang tinggal di wilayah Kelurahan Sei Lekop sudah terserang penyakit DBD.

“Satu orang meninggal di Tanjung Permai, Teluk Sasah. Bulan September ini belum ada. Tapi, kita tetap waspada. Jangan sampai terjadi,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Bintan, dr Gama AF Isnaeni di Bintan, Kamis (22/9).

Gama menambahkan, rata-rata penderita penyakit DBD paling banyak dari kalangan anak-anak. Ada juga pada kalangan orang dewasa, namun tidak begitu banyak dibandingkan anak-anak.

Baca juga: Kasus Penderita DBD di Kepri Terus Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Kasus penyakit DBD terjadi, lantaran situasi lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih. Seperti bak mandi yang tidak pernah di kuras atau dibersihkan, drum maupun tempat penampungan air lainnya tidak ditutup hingga dibersihkan.

Kemudian, lanjut dia., membiarkan hingga mengumpulkan botol bekas di lingkungan tempat tinggal, dan masih banyak lagi potensi nyamuk penyebab DBD berkembang biak.

Maka dari itu, masyarakat Bintan diimbau untuk bersama-sama mencegah hingga mengatasi penularan penyakit DBD dengan selalu menerapkan 3M (Menuras, Menutup, Mengubur) di lingkungan tempat tinggal.

Artinya, masyarakat rutin untuk menguras bak mandi, atau tempat penampungan air di rumah. Karena nyamuk DBD paling suka ditempat yang jernih, bukan di air yang kotor.

“Kemudian, menutup tempat penampungan air berada di drum maupun lainnya. Supaya tidak dihinggap nyamuk DBD. Selanjutnya, menguburkan barang-barang bekas yang berpotensi menampung air disaat hujan turun.

Baca juga: Kadinkes Karimun Klaim Kasus DBD Menurun Sejak Awal Bulan