BATAM – Penasihat Asosiasi Peternak dan Pedagang Hewan Kota Batam, Musofa menanggapi terkait 202 ekor sapi hewan kurban suspek penyakit kuku dan mulut (PMK) di Batam, Kepri.
Sapi-sapi asal Lampung Tengah, Lampung, dikabarkan jadi suspek PMK setelah sampai di Batam. Menurutnya hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena hanya berstatus bergejala saja. Sehingga tak jadi masalah.
“Gejala saja. Tadi di kandang saya ada tiga yang suspek setelah dikasih obat, langsung kering langsung mau makan,” kata Musofa kepada ulasan.co, Jumat (1/7).
Musofa menilai, banyaknya hewan suspek tersebut karena perjalanan jauh yang dilewati oleh hewan-hewan tersebut. “Disebabkan perjalanan jauh. Pas datang hujan,” katanya.
Faktor lain, menurutnya, tempat karantina hewan yang tidak benar. Seharusnya, hewan-hewan kurban itu di karantina di tempat tertutup.
“Kondisinya mungkin memang salah, dari awal. Memang diingatkan sewa gedung, tapi kemarin sulit sewa gedung,” katanya.
Musafa menambahakan, 319 ekor sapi pengiriman pertama saat ini sudah masuk kandang masing-masing pengusaha. Awalnya, sapi-sapi itu sempat dikarantina di berbagai tempat di Kota Batam, Sembulang, Tembesi dan Nongsa. “Karantina normalnya tiga hari saja di sini. Di sana sudah 14 hari [karantina],” katanya.
Sejauh ini, Musofa belum mendapatkan keluhan dari pengusaha terkait masalah suspek yang menerpa hewan-hewan itu. “Kerugian juga belum ada. Dari awal sudah disampaikan, jika ada suspek dipotong sendiri, kerugian ditanggung sendiri-sendiri,” kata dia.
Baca juga: Sejumlah Ekor Sapi Kurban Jadi Suspek PMK di Batam