Sejak PPKM Berlaku, Kehidupan Buruh dan Sopir Lori di Pelabuhan Terancam

Aktivitas Pelabuhan Sri Payung, Batu 6, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Foto; Muhammad Chairuddin)

Tanjungpinang – Sejak pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kehidupan para sopir lori dan buruh bongkar muat barang di Pelabuhan Sri Payung, Batu 6, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau jadi terancam.

Pelaksana Operasional Pelabuhan Sri Payung Raja Azmi mengatakan, jumlah kapal yang masuk melakukan bongkar muat di pelabuhan tersebut berkurang. Hal itu terjadi sejak pandemi COVID-19 dan semakin diperparah dengan adanya kebijakan PPKM.

“Kunjungan kapal berkurang setelah PPKM,” jelasnya di Pelabuhan Sri Payung, Sabtu (14/08).

Ia menuturkan, pengurangan itu berkisar sekitar 30 hingga 40 persen. Biasanya, kapal tersebut membawa barang-barang logistik, bangunan, dan barang lainnya sesuai dengan kebutuhan dan permintaan. Ia menjelaskan sebagian besar kapal yang masuk dari kapal dari Sunda Kelapa, Tanjung Priok, Jakarta.

“Kebanyakan dari Sunda Kelapa membawa barang campuran seperti barang bangunan, dan klontong,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *