Sejarah Pertambangan Bauksit di Kijang

Monumen Batu Bauksit di Kijang, Bintan Timur.

Kijang, Ulasan.co – Kota Kijang tercatat sebagai salah satu kota penting dalam sejarah pertambangan di Indonesia. Di kota inilah tambang bauksit pertama dan tertua di Indonesia di buka dan di kelola oleh NV Naamloze Venotschap Indische Bauxit Exploitatie Maatschappij N.V.NIBEM. Perusahaan ini mengelola bauksit hingga Jepang dan masuk ke Kepulauan Riau pada tahun 1942.

N.V.NIBEM mengelola tambang bauksit Kijang hingga tahun 1959. Setelah itu tambang bauksit ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia melalui PT. ANTAM Tbk. Namun pada tanggal 22 September 2009 PT. ANTAM resmi menutup kegiatan pertambangan. Penutupan tambang ini merupakan wujud penerapan Good Mining Practices. PT.ANTAM juga menjalankan berbagai program pasca tambang yang meliputi kegiatan reklamasi, revegetasi, serta Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memulihkan lingkungan yang terganggu dan mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat setempat.

Pada tahun 2011 PT. ANTAM meresmikan Monumen dan Relief Sejarah Pertambangan Bauksit di Kijang. Pembangunan Monumen dan Relief ini merupakan salah satu bentuk kontribusi ANTAM sebagai bagian dari warisan sejarah bagi masyarakat di sekitar Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, sehingga pertambangan bauksit di Kijang akan dikenang dari generasi ke generasi.

Monumen dan Relief Sejarah Pertambangan Bauksit Kijang terdiri dari patung Pekerja Tambang dan 18 relief yang berisi ilustrasi perjalanan sejarah pertambangan bauksit, sejak mulai ditemukannya kandungan bauksit oleh Belanda tahun 1920, aktivitas penambangan di tahun 1935 -2010, hingga memasuki pasca tambang di tahun 2011.

Perwarta: Yogi dan Alfian
Mahasiswa Magang