Sejumlah Desa di Gorontalo Utara Terendam Banjir

Banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Tomilito dan Kwandang, diantaranya Desa Milango, Bubode dan Leyao di Kecamatan Tomilito. (ANTARA/HO-dokumentasi Kepala Desa Milango)

Gorontalo – Sejumlah desa di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter hingga dada orang dewasa.

Di antaranya 5 desa di Kecamatan Tomilito, yaitu Desa Bulango Raya, Jembatan Merah, Milango, Bubode dan Leyao, serta permukiman di Desa Posso, Alata Karya di Kecamatan Kwandang.

“Curah hujan tinggi berdampak pada meluapnya daerah aliran sungai (DAS) Bubode dan Leyao, menyebabkan permukiman, areal persawahan dan perkebunan di wilayah ini terendam banjir dengan ketinggian mencapai dada orang dewasa sejak pukul 15.15 WITA,” kata Kepala Desa Milango, Eman Kadir, di Gorontalo, Sabtu (04/09).

Ia mengaku, kondisi tersebut sangat meresahkan sebab banjir terus menjadi langganan saat curah hujan tinggi.

Warga berharap kata dia, penanggulangan banjir dapat dilakukan melalui program normalisasi sungai, mengingat kondisi DAS Bubode dan Leyao sudah sangat dangkal bahkan beberapa bagian hampir rata dengan daratan.

“Kami sangat memerlukan bantuan program normalisasi sungai, itu saja. Agar banjir tidak terus merendam desa ini. Mengingat Milango merupakan desa di hilir sungai, sehingga air kiriman dari DAS Bubode dan Leyao dipastikan menerjang desa ini jika kondisi dua desa di hulu terendam banjir. Bahkan air berarus deras kiriman dari DAS Leyao, sangat mengancam permukiman di Desa Milango,” katanya.

Banjir untuk sementara diperkirakan berdampak pada sekitar 140 kepala keluarga (KK) di Desa Milango.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Asri Ode Muisi mengatakan, pihaknya telah berada di lokasi banjir sejak pukul 17.50 WITA, setelah menerima laporan dari para kepala desa yang wilayahnya terendam.

Khusus di Desa Milango, Bubode dan Leyao kata dia, pihaknya kesulitan memasuki permukiman dan melakukan evakuasi warga terdampak, mengingat ketinggian air mencapai dada orang dewasa, menyebabkan kendaraan tidak dapat melintas di Desa Milango.

Untuk memasuki dua desa lainnya, harus melewati ruas jalan satu-satunya di Desa Milango.

“Kami kesulitan melakukan evakuasi karena terkendala tidak memiliki armada perahu karet,” katanya.

Saat ini, air mulai surut dan hujan telah redah. “Kami menerjunkan sejumlah personel, serta terus berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk memantau kondisi warga dan wilayah terdampak, serta menghimpun data jumlah KK terdampak,” katanya lagi. (*)

Pewarta: Antara
Redaktur: Muhammad Bunga Ashab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *