Sejumlah Pemuda Mengenakan Pakaian Adat Deklarasi Proplurarisme

Tanjungpinang, Ulasan.co – Sejumlah pemuda dan pemudi mengenakan pakaian adat dari berbagai suku melakukan deklarasi proplurarisme di puncak Bukit Kursi, Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Jumat (13/09).

Para pemuda-pemudi itu antara lain mengenakan pakaian adat melayu, bugis dan papua.

Deklarasi sengaja dilaksanakan di Bukit Kursi, Pulau Penyengat, yang menyimpan sejarah perjuangan Kerajaan Melayu Riau – Lingga – Pahang sebagai upaya merawat persatuan dan kesatuan bangsa.

Di pulau tempat lahirnya cikal bakal Bahasa Indonesia ini, belasan pemuda-pemudi yang masih berstatus sebagai mahasiswa itu mengajak seluruh masyarakat bersatu membangun negeri tanpa membedakan suku, agama, ras dan antargolongan.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama proplurarisme, menilai itu sebagai anugerah Tuhan yang diberikan kepada Indonesia,” katanya.

Deklarasi itu disaksikan Kapolres Tanjungpinang AKBP Ucok Lasdin Silalahi, sejumlah tokoh masyarakat asal Penyengat, Kodim dan puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi.

Ucok merasa kagum dengan aksi mahasiswa tersebut. Apalagi deklarasi itu dilaksanakan di pulau bersejarah, yang menyimpan banyak nilai-nilai kebaikan perjuangan bangsa.

Di pulau ini pula banyak makam para pejuang yang melawan penjajah, termasuk makam Raja Ali Haji, pencipta Gurindam 12, syair yang menggema hingga ke dunia internasional.

Deklarasi di atas Bukit Kursi, Pulau Penyengat, juga mengingatkan bangsa Indonesia bahwa pulau ini bagian sejarah penting NKRI. Baginya, Ibu Pertiwi ada di Pulau Penyengat, tempat lahirnya bahasa persatuan.

“Saya bersyukur, pernah bertugas di Tanjungpinang. Setelah bertugas di Polda Kepri pun, saya akan sering ke pulau ini,” katanya.

Ucok juga berpesan kepada seluruh generasi penerus bangsa untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membedakan ras, suku dan agama.

“Kami bangga dengan pemuda-pemuda Tanjungpinang, yang selalu aktif melakukan kegiatan-kegiatan positif,” ujarnya.